MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF
|
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF
A. Tujuan:
·
Mendeskripsikan
model-model pembelajaran yang dapat diterapkan pada pembelajaran di kelas.
·
Menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan langkah-langkah pembelajaran yang
menerapkan model pembelajaran tertentu.
·
Menerapkan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model pembelajaran tertentu pada
pembelajaran nyata di kelas (real
teaching)
B. Pendahuluan
Diberlakukannya
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut para guru untuk
menyelenggarakan pembelajaran yang bervariasi di kelas. Hal ini dapat tercipta
jika para guru memahami dan menguasai beberapa model pembelajaran baik secara
teoritis maupun dari segi praktis. Adanya pembelajaran yang bervariasi
diharapkan dapat lebih membangkitkan semangat dan aktivitas siswa dalam
belajar, supaya kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum dapat dicapai oleh
siswa.
Pada modul ini akan diberikan uraian singkat tentang beberapa
model-model pembelajaran yang dapat diterapkan pada pembelajaran di kelas.
Model-model pembelajaran tersebut meliputi Pengajaran Langsung (DI= Direct Instruction), Pembelajaran
Kooperatif (cooperative learning) dan
Pengajaran Berdasarkan Masalah (PBI=Problem
Base Instruction) serta inkuiri atau belajar melalui penemuan.
Pada modul ini juga diberikan contoh-contoh Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang menerapkan keempat model pembelajaran tersebut di atas.
Hal ini dimaksudkan untuk memberi contoh kepada para guru dalam mengembangkan
RPP di sekolah masing-masing dengan menerapkan model pembelajaran tertentu.
C. Pengajaran
Langsung
Pengajaran langsung banyak diilhami oleh teori belajar sosial
yang juga sering disebut belajar melalui observasi. Arends (1997) menyebutnya
sebagai teori pemodelan tingkah laku. Tokoh lain yang menyumbang dasar
pengembangan model pengajaran langsung John Dolard dan Neal Miller serta Albert
Bandura yang mempercayai bahwa sebagian besar manusia belajar melalui
pengamatan secara selektif dan mengingat tingkah laku orang lain.
Pemikiran mendasar dari model pengajaran langsung adalah bahwa
siswa belajar dengan mengamati secara selektif, mengingat dan menirukan tingkah
laku gurunya. Atas dasar pemikirian tersebut hal penting yang harus diingat
dalam menerapkan model pengajaran langsung adalah menghindari menyampaikan
pengetahuan yang terlalu kompleks.
Para pakar pada umumnya membedakan pengetahuan menjadi dua
yaitu, pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural. Pengetahuan
deklaratif adalah pengetahuan tentang sesuatu. Sedangkan pengetahuan prosedural
adalah pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu. Supaya ungkapan tentang
pengetahuan deklaratif dan prosedural lebih jelas marilah kita amati sebuah
neraca. Neraca apapun pasti tersusun atas bagian-bagian yang menyusunnya.
Bagian-bagian tersebut meliputi dasar atau kaki neraca, lengan neraca, piring
neraca dan bagian-bagian lain. Masing-masing bagian tersebut mempunyiai fungsi
tertentu, yang pada akhirnya mendukung fungsi neraca tersebut. Pengetahuan
tentang bagian-bagian neraca dan fungsi masing-masing bagian tersebut merupakan
pengetahuan deklaratif.
Neraca digunakan dengan prosedur atau langkah-langkah yang
tepat, supaya memberikan hasil yang akurat. Pada langkah awal menggunakan
neraca kita harus ”mengenolkan” neraca tersebut, atau menyeimbangkan lengan
neraca secara tepat. Langkah selanjutnya adalah meletakkan anak timbangan yang
massanya kita prediksi hampir sama dengan massa benda yang kita timbang.
Selanjutnya kita meletakkan benda dan menemukan massa benda yang kita timbang
tersebut. Langka-langkah dalam menggunakan neraca tersebut merupakan
pengetahuan prosedural. Dalam menerapkan model pengajaran langsung hendaknya
kita menyederhanakan baik pengetahuan deklaratif maupun pengetahuan prosedural
yang akan kita sampaikan kepada siswa.
Pengajaran langsung dicirikan oleh sintaks tertentu. Pada Tabel
1 berikut ini dapat dicermati sintaks model pengajaran langsung dan peran guru
pada tiap-tiap sintaks
Tabel 1. Sintaks
Model Pengajaran Langsung
Fase
|
Peran Guru
|
1. Menyampaikan tujuan
dan mempersiapkan siswa.
|
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, informasi latar belakang pelajaran,
pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar.
|
2. Mendemonstrasikan
keterampilan (pengetahuan prosedural) atau mempresentasikan pengetahuan
(deklaratif)
|
Guru mendemonstrasikan keterampilan dengan benar, atau menyajikan
informasi tahap demi tahap.
|
3. Membimbing pelatihan
|
Guru merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan
|
4. Mengecek pemahaman
dan memberikan umpan balik
|
Guru mengecek apakah siswa telah
berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi umpan balik.
|
5. memberikan
kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan
|
Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan
perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dan kehidupan
sehari-hari.
|
Uraian singkat tentang pengajaran langsung diharapkan dapat
diterapkan dalam mengajarkan prosedur kerja tertentu, langkah-langkah
penggunaan alat tertentu atau materi-materi pelajaran yang sederhana dan tidak
terlalu kompleks.
D. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah suatu pilihan
dalam melaksanakan pembelajaran. Banyak model pembelajaran kooperatif yang
dapat dipilih oleh guru dalam berinteraksi dengan siswa untuk membahas sesuatu konsep/pengetahuan. Untuk memahami
tentang konsep dan langkah-langkah pembelajaran kooperatif, dapat dicermati
dalam bahasan berikut ini.
Penggunaan pendekatan konstruktivistik dalam
pembelajaran menerapkan pembelajaran kooperatif secara luas. Berdasarkan teori
ini bahwa siswa diharapkan menemukan kemudahan dalam memahami
konsep-konsep yang sulit dengan cara
saling mendiskusikan masalah tersebut dengan teman belajarnya. Pembelajaran
kooperatif (cooperative learning)
mengacu pada metode pembelajaran yang menempatkan siswa bekerja sama dalam
kelompok kecil yang saling membantu dalam belajar (Slavin, 1995). Lebih lanjut
dikatakan bahwa banyak terdapat pembelajaran kooperatif yang berbeda satu
dengan yang lainnya. Kebanyakan melibatkan siswa dalam 1 kelompok yang terdiri
atas 4 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda. Pembelajaran kooperatif yang
dikemukakan oleh Slavin ini berdasar pada
teori Vygotsky, yaitu bahwa anak usia setingkat melakukan kolaborasi
dengan tingkat kesulitan berkisar dalam Zona
of Proximal Development (ZPD) hasilnya lebih baik dari pada bekerja
sendiri-sendiri karena dengan kolaborasi menghasilkan perkembangan kognitif
(Moll, 1994). Kolaborasi ini dapat dilakukan dengan teman sebaya (peer colaboration), dan dampak dialog
dengan teman sebaya ini adalah terjadinya pertukaran gagasan dengan penuh kerja
sama, saling memperoleh kesempatan dan tidak otoriter.
Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
Guru perlu memperhatikan langkah-langkah, agar
dapat memperoleh hasil yang optimal. Arends (1997) mengemukakan langkah-langkah pembelajaran kooperatif seperti
tersaji pada tabel 2.
Tabel 2. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
Fase
Tingkah laku Guru
|
|
Fase 1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
|
Guru
menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran
tersebut dan memotivasi siswa belajar.
|
Fase 2
Menyajikan informasi
|
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau
lewat bahan bacaan.
|
Fase 3
Mengorganisasi siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
|
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana cara membentuk kelompok belajar
dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.
|
Fase 4
Membimbing kelompok bekerja dan belajar
|
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan
tugas mereka.
|
Fase 5
Evaluasi |
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau
masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
|
Fase 6
Memberikan penghargaan
|
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar
individu dan kelompok.
|
Sumber: Arends (1997)
Berbagai macam pembelajaran
kooperatif telah dikembangkan dan diteliti yang sangat berbeda antara satu
dengan yang lainnya. Model pembelajaran kooperatif yang paling luas dievaluasi
(Slavin, 1995), seperti berikut ini.
1.
Student Teams-Achievement Divisions (STAD)
Student
Teams-Achievement Divisions (STAD) atau Tim Siswa-Kelompok Prestasi. Dalam STAD
(Slavin, 1995), siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan 4 orang yang
merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Guru
menyajikan pembelajaran, dan kemudian siswa bekerja di dalam tim mereka untuk
memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut.
Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang materi tesebut, pada waktu kuis ini
mereka tidak dapat saling membantu.
Skor siswa dibandingkan dengan rata-rata skor
yang lalu mereka sendiri, dan poin diberikan berdasarkan pada seberapa jauh
siswa dapat menyamai atau melampaui prestasi yang pernah dicapai
sebelumnya. Poin tiap anggota tim ini
dijumlah untuk mendapatkan skor tim, dan tim yang mencapai kriteria tertentu
dapat diberi sertifikat atau ganjaran yang lain.
2.
Team-Assisted
Individualization (TAI)
Team-Assisted Individualization (TAI) atau
Pengajaran individual Dibantu-Tim (Slavin, Leavy, dan Madden, 1985) sama dengan STAD dalam penggunaan tim belajar 4-anggota-berkemampuan-campur dan
diberi sertifikat untuk tim yang berkinerja tinggi. Perbedaannya adalah bila STAD menggunakan 1 langkah pengajaran di
kelas, TAI menggabungkan pembelajaran
kooperatif dengan pengajaran individual.
3.
Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
Cooperative
Integrated Reading and Composition (CIRC)
atau Pengajaran Kooperatif Terpadu Membaca dan
Menulis CIRC (Steven dan Slavin,
1995a) adalah suatu program komprehensif atau luas dan lengkap untuk pengajaran
membaca dan menulis untuk kelas-kelas tinggi sekolah dasar. Siswa bekerja dalam
1 tim belajar kooperatif beranggotakan 4 orang. Mereka telibat dalam
serangkaian kegiatan bersama, termasuk saling membacakan satu dengan yang lain,
membuat prediksi tentang bagaimana cerita naratif akan muncul, mereka saling
membuat ikhtisar satu dengan yang lain,
menulis tanggapan terhadap cerita, dan berlatih pengejaan serta
perbendaharaan kata. Mereka juga bekerja sama untuk memahami ide pokok dan ketrampilan
pemahaman yang lain.
4. Jigsaw
Pada Jigsaw (Aronson, Blaney, Stephen, Sikes, dan Snapp, 1978), siswa
dikelompokkan ke dalam tim yang beranggotakan 6 orang yang mempelajari materi
akademik yang telah dibagi-bagi menjadi beberapa sub-bab. Sebagai misal,
membahas tentang geografis negara Indonesia dapat dibagi menjadi pengelompokan
pulau dan kepulauan di Indonesia, gunung berapi yang masih aktif dan non aktif,
sungai terpanjang atau terlebar pada setiap propinsi, laut dan lautan, selat,
teluk dan semenanjung yang ada pada setiap pulau. Setiap anggota tim membaca
sub-bab yang ditugaskan. Kemudian anggota dari tim yang berbeda yang telah
mempelajari sub-bab yang sama bertemu dalam
kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikan sub-bab mereka. Kemudian para siswa itu
kembali ke tim asal mereka dan bergantian mengajar teman 1 tim mereka tentang sub-bab mereka. Karena satu-satunya
cara siswa dapat belajar sub-bab lain selain dari sub-bab yang mereka pelajari
adalah dengan mendengarkan dengan sungguh-sungguh teman 1 tim mereka, mereka
termotivasi untuk mendukung dan menunjukkan minat terhadap apa yang telah
dipelajari teman 1 timnya. Modifikasi dari pendekatan ini disebut Jigsaw II (Slavin, 1994), siswa bekerja
sama dalam satu tim beranggotakan 4 atau 5 orang seperti pada STAD. Sebagai gantinya setiap siswa ditugasi mempelajari satu sub
bab dari sebuah buku, cerita singkat, atau sebuah riwayat hidup. Sementara itu,
setiap siswa ditugasi mempelajari suatu topik agar menjadi pakar dalam topik
itu. Siswa dengan topik yang sama bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk
mendiskusikan topik tersebut. Setelah itu mereka kembali ke tim mereka
masing-masing untuk secara bergantian mengajarkan apa yang mereka pelajari kepada teman dalam 1 tim mereka. Siswa itu diberi
kuis secara individual, yang menghasilkan skor tim seperti pada STAD.
5.
Belajar Bersama atau Learning Together.
Belajar bersama atau Learning Together adalah suatu model pembelajaran kooperatif yang
dikembangkan oleh David Johnson dan Roger Johnson (1994). Model ini melibatkan
siswa yang bekerja dalam kelompok-kelompok beranggota 4 atau 5 orang yang
heterogen menangani tugas tertentu. Kelompok-kelompok tersebut menyerahkan 1 hasil kelompok. Mereka menerima pujian dan
ganjaran berdasarkan pada hasil kelompok tersebut.
6.
Penelitian Kelompok atau Group Investigation.
Penelitian Kelompok atau Group Investigation (Sharan dan Sharan, 1992) merupakan suatu
rencana organisasi kelas umum. Di dalam tatanan ini siswa bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil menggunakan inkuiri kooperatif (pembelajaran kooperatif
bercirikan penemuan), diskusi kelompok, dan perencanaan serta proyek
kooperatif. Setiap kelompok terdiri dari 2 sampai 6 anggota yang dibentuknya
sendiri. Setelah memilih beberapa sub topik dari sebuah bab yang sedang
dipelajari seluruh kelas, kelompok-kelompok itu memecahkan sub topik mereka
menjadi tugas-tugas individual dan melaksanakan kegiatan yang diperlukan untuk
mempersiapkan laporan kelompok. Setiap kelompok kemudian membuat presentasi
atau peragaan untuk mengkomunikasikan temuannya kepada seluruh kelas.
7. Student Teams-Achiement Divisions (STAD)
Model STAD, dapat dipilih dalam pelaksanaan
model pembelajaran kooperatif. Metode STAD
telah dikembangkan oleh Slavin
(1995), siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan 4 orang yang
merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku (etnis).
Selanjutnya dikatakan guru menyajikan pelajaran, dan kemudian siswa bekerja di
dalam tim mereka untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai
pelajaran tersebut. Akhirnya, seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu,
pada waktu kuis ini mereka tidak dapat saling membantu.
Di bawah ini (Slavin, 1995; Nur dan Wikandari,
2000) mengemukakan langkah-kangkah melaksanakan model STAD dalam pembelajaran.
a.
Membagi siswa ke dalam
kelompok-kelompok
Dalam 1 kelompok, masing-masing terdiri atas 4
anggota dan jika jumlah siswa tidak habis dibagi 4, dapat pula 1 kelompok 5
anggota. Mengurutkan mereka dari atas ke bawah berdasarkan kinerja akademik
tertentu (misalnya skor tes atau Indeks Prestasi) dan membagi daftar siswa yang
telah urut itu menjadi 4. Kemudian 1 siswa dari tiap perempatan itu sebagai
anggota tiap tim, perlu dipastikan bahwa tim-tim yang terbentuk itu berimbang menurut jenis kelamin
dan asal suku.
b.
Guru membuat Lembar Kegiatan siswa
(LKS) dan Kuis Pendek
Untuk
kepentingan diskusi kelompok pada mata pelajaran yang telah direncanakan
diajarkan, guru membuat LKS dan kuis pendek. Selama belajar kelompok (1 atau 2
periode kelas) tugas anggota tim adalah menguasai secara tuntas materi yang
dipresentasikan guru dan membantu anggota tim mereka mengusai secara tuntas
materi tersebut. Siswa mendapat LKS atau bahan ajar lain yang dapat mereka
gunakan untuk latihan ketrampilan yang sedang diajarkan dan menilai diri mereka
sendiri dan anggota tim mereka.
Pada saat guru menjelaskan STAD kepada kelas, guru membacakan tugas-tugas yang harus
dikerjakan tim seperti di bawah ini.
1)
Meminta anggota tim bekerja sama
mengatur tempat duduk, dan memberi kesempatan 10 menit kepada siswa untuk
memilih nama tim mereka.
2)
Guru membagi LKS atau bahan ajar
lain (dua set untuk tiap tim). Dalam penelitian ini yang akan dibagikan oleh
guru untuk dibahas oleh siswa dalam diskusi kelompok adalah modul pembelajaran
geografi beserta LKS kelompok.
3)
Menganjurkan pada tiap-tiap tim
bekerja dalam duaan (berpasangan) atau tigaan. Apabila mereka sedang
mengerjakan tugas, setiap siswa dalam satu pasangan atau tigaan hendaknya
mengerjakan tugas itu dan kemudian saling mengecek pekerjaannya di antara teman
dalam pasangan atau tigaan itu. Apabila ada siswa yang tidak dapat mengerjakan
tugas itu, teman 1 tim siswa memiliki
tanggung jawab untuk menjelaskan tugas itu.
4)
Guru menekankan pada siswa bahwa
mereka tidak boleh mengakhiri kegiatan belajar sampai mereka yakin bahwa
seluruh anggota tim mereka dapat menjawab/mengerjakan tugas 100% benar tugas
kuis tersebut.
5)
Guru memastikan siswa memahami
bahwa LKS itu untuk belajar bukan untuk diisi dan dikumpulkan. Oleh karena itu
penting bagi siswa pada akhirnya diberikan umpan balik atas tugas yang telah
diselesaikan oleh kelompok.
6)
Guru memberi kesempatan pada siswa
untuk saling menjelaskan jawaban/pekerjaan mereka.
7)
Apabila siswa memiliki pertanyaan,
mintalah mereka mengajukan pertanyaan itu kepada 1 timnya, sebelum mengajukan
kepada guru.
8)
Pada saat siswa sedang bekerja dalam tim, sebaiknya guru
berkeliling untuk mengamati dari dekat pada tiap tim secara bergantian.
9) Bila tiba saatnya memberikan kuis, guru
membagikan kuis atau bentuk evaluasi lain dan memberikan cukup waktu untuk
dilesaikan oleh setiap individu.
10) Skor tim
pada STAD didasarkan pada peningkatan
skor anggota tim dibandingkan skor yang lalu mereka sendiri.
11) Setelah
guru menghitung skor untuk tiap siswa dan skor tim, maka guru berkewajiban
memberikan pengakuan prestasi tim. Tim yang berprestasi dalam suatu topik atau
pokok bahasan yang telah dibelajarkan diberi penghargaan oleh guru. Penghargaan
itu dapat berupa pujian atau bentuk yang lain.
E. Pengajaran Berdasarkan Masalah
Model pengajaran berdasarkan masalah lebih kompleks
dibandingkan dua model yang telah diuraikan sebelumnya. Model pengajaran
berdasarkan masalah mempunyai ciri umum yaitu menyajikan kepada siswa tentang
masalah yang autentik dan bermakna yang akan memberi kemudahan kepada para
siswa untuk melakukan penyelidikan dan inkuiri. Model ini juga mempunyai
beberapa ciri khusus yaitu adanya pengajuan pertanyaan atau masalah, berfokus
pada keterkaitan antar disiplin ilmu, penyelidikan autentik, menghasilkan produk/karya
dan memamerkan produk tersebut serta adanya kerja sama. Masalah autentik adalah
masalah yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari dan bermanfaat langsung jika
ditemukan penyelesaiannya. Sebagai contoh masalah autentik adalah ”bagaimanakah
kita dapat memperbanyak bibit bunga mawar dalam waktu yang singkat supaya dapat
memenuhi permintaan pasar” Apabila pemecahan terhadap masalah ini ditemukan,
maka akan memberikan keuntungan secara ekonomis. Masalah seperti ”bagaimanakah
kandungan klorofil daun pada tumbuhan-tumbuhan yang tumbuh pada tempat yang
tingkat intensitas cahanyanya berbeda” merupakan masalah akademis yang apabila
ditemukan jawabannya belum dapat memberi manfaat praktis secara langsung.
Apabila anda melihat seekor ikan yang berenang di akuarium,
maka apakah masalah autentik dan masalah akademik yang dapat dirumuskan dari
pengamatan ikan tersebut. Masalah autentik yang muncul dapat meliputi,
bagaimanakah komposisi ransum pakan ikan supaya menghasilkan pertumbuhan badan
ikan yang maksimal, atau bagaimanakah ransum pakan yang menghasilkan warna
tubuh ikan yang lebih cerah sehingga ikan tersebut lebih mahal jika dijual.
Adapun masalah akademik yang muncul meliputi bagaimanakah pengaruh suhu air
terhadap kecepatan membuka dan menutupnya insang pada ikan, bagaimanakah
pengaruh adanya zat polutan terhadap kecepatan motilitas ikan dan
masalah-masalah lain yang tidak langsung bermanfaat dalam kehidupan
sehari-hari.
Masalah autentik sangat menarik minat siswa sebagai subyek
belajar, karena terkait dengan kehidupan mereka dan bermanfaat bagi dirinya.
Dengan mengangkat masalah-masalah autentik ke dalam kelas, maka pembelajaran
akan lebih bermakna.
Adapun landasan teoritik dan empirik model pengajaran
berdasarkan masalah adalah gagasan dan ide-ide para ahli seperti Dewey dengan
kelas demokratisnya, Piaget yang berpendapat bahwa adanya rasa ingin tahu pada
anak akan memotivasi anak untuk secara aktif membangun tampilan dala otak
mereka tentang lingkungan yang mereka hayati, Vygotsky yang merupakan tokoh dalam
pengembangan konsep konstruktivisme yang merupakan konsep yang dianut dalam
model pengajaran berdasarkan masalah.
Model pengajaran berdasarkan masalah juga mempunyai sintaks yang
dapat dicermati dalam Tabel 3 berikut ini.
Tabel 3. Sintaks Model Pengajaran Berdasarkan Masalah
Tahap
|
Tingkah Laku Guru
|
Tahap 1
Orientasi siswa kepada masalah
|
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang
dibutuhkan, memotivasi siswa untuk terlibat pada aktivitas pemecahan masalah
yang dipilihnya.
|
Tahap 2
Mengorganisasi siswa untuk belajar
|
Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasi tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut.
|
Tahap 3
Membimbing penyelidikan
individual maupun kelompok
|
Guru mendorong siswa untuk
mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
|
Tahap 4
Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
|
Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai
seperti laporan, video, dan model dan membantu mereka untuk berbagi tugas
dengan temannya.
|
F. Inkuiri atau Belajar Melalui Penemuan
Para siswa dapat belajar menggunakan cara berpikir dan cara
bekerja para ilmuwan dalam menemukan sesuatu. Tokoh-tokoh dalam belajar melalui
penemuan ini antara lain adalah Bruner, yang merupakan pelopor pembelajaran
penemuan. Pembelajaran penemuan merupakan suatu model pengajaran yang
menekankan pentingnya membantu siswa memahami struktur atau ide kunci dari
suatu disiplin ilmu, perlunya siswa aktif terlibat dalam proses pembelajaran,
dan suatu keyakinan bahwa pembelajaran yang sebenarnya akan terjadi melalui
penemuan pribadi. Tokoh lain adalah Richard Suchman yang mengembangkan suatu
pendekatan yang disebut latihan inkuiri. Dengan pengajaran ini guru menyajikan
kepada siswa suatu teka-teki atau kejadian-kejadian yang menimbulkan konflik kognitif dan rasa ingin tahu siswa sehingga
merangsang mereka melakukan penyelidikan.
Tabel 4 berikut ini adalah sintaks dan tingkah laku guru dalam
model belajar melalui penemuan.
Tabel 4. Sintaks Model Belajar Melalui Penemuan
Tahap
|
Tingkah Laku Guru
|
Tahap 1
Observasi untuk menemukan masalah
|
Guru menyajikan kejadian-kejadian atau fenomena
yang memungkinkan siswa menemukan masalah.
|
Tahap 2
Merumuskan masalah
|
Guru membimbing siswa merumuskan masalah
penelitian berdasarkan kejadian dan fenomena yang disajikannya.
|
Tahap 3
Mengajukan hipotesis
|
Guru membimbing siswa untuk mengajukan hipotesis
terhadap masalah yang telah dirumuskannya.
|
Tahap 4
Merencanakan pemecahan masalah (melalui
eksperimen atau cara lain)
|
Guru membimbing siswa untuk merencanakan peme-cahan
masalah, membantu menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dan menyusun
prosedur kerja yang tepat.
|
Tahap 5
Melaksanakan eksperimen (atau cara pemecahan
masalah yang lain)
|
Selama siswa bekerja guru membimbing dan
memfasilitasi.
|
Tahap 6
Melakukan pengamatan dan pengumpulan data
|
Guru membantu siswa melakukan pengamatan tentang
hal-hal yang penting dan membantu mengumpulkan dan mengorganisasi data.
|
Tahap 7
Analisis data
|
Guru membantu siswa menganalisis data supaya menemukan sesuatu konsep
|
Tahap 8
Penarikan kesimpulan atau penemuan
|
Guru membimbing siswa mengambil kesimpulan berdasarkan data dan menemukan
sendiri konsep yang ingin ditanamkan.
|
Demikianlah
sekilas uraian tentang beberapa model pembelajaran yang dapat dipilih oleh guru
dalam melaksanakan pembelajaran.
G. Kegiatan dan Contoh-Contoh Model Pembelajaran
Pada bagian
ini akan diberikan beberapa contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dengan menerapkan keempat model pembelajaran seperti telah diuraikan di atas.
Dengan adanya contoh-contoh ini diharapkan anda dapat menyusun RPP lain yang
lebih baik sehingga dapat diselenggarakan pembelajaran di kelas yang menarik
dan berkualitas.
a. Contoh RPP Model Pengajaran Langsung
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran : Sistem Pernapasan Hewan
Sekolah : SD dan MI
Mata Pelajaran :
Sains
Kelas/Semester :
V/1
Standar
Kompetensi : Siswa mampu
memahami alat-alat tubuh bagian dalam (organ) manusia dan hewan, cara tumbuhan hijau membuat
makanan dan dapat mengembangkan kemampuan mengaitkan ciri-ciri makhluk hidup
dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat, serta menyadari pentingnya
pelestarian jenis makhluk hidup untuk mencegah kepunahan.
A.
Kompetensi Dasar
1. Mendeskripsikan alat-alat tubuh bagian
dalam manusia (organ pernapasan, pencernaan, dan peredaran darah)
B.
Indikator
·
Menjelaskan
proses keluar masuknya udara pernapasan pada manusia
·
Mendeskripsikan
fungsi masing-masing organ pada sistem pernapasan
C.
Alokasi
Waktu: 2 jam pelajaran (1 x pertemuan)
D.
Model dan Metode Pembelajaran:
1.
Model Pembelajaran
-
Pengajaran
Langsung dengan menerapkan strategi belajar menggarisbawahi.
2.
Metode Pembelajaran
-
Diskusi
E.
Langkah
Kegiatan Pembelajaran
A.
Pendahuluan
(5 menit)
1. Memotivasi
siswa dengan menunjukkan beberapa gambar hewan ( belalang, cacing tanah, ikan,
katak, kadal dan burung). Guru bertanya kepada siswa tentang beberapa aspek
penting pada sistem pernapasan manusia yang telah diketahui siswa. Selanjutnya
guru berdiskusi dengan siswa tentang bagaimana cara bernapas hewan-hewan pada
gambar yang ditunjukkan itu. (Fase 1)
2. Menyampaikan
tujuan yang akan dicapai hari ini, yaitu mengetahui sistem pernapasan beberapa
hewan dan melakukan kegiatan yang berkaitan dengan pernapasan. (Fase 1)
B.
Inti
(60 menit)
1. Guru
memodelkan cara menggarisbawahi bagian-bagian yang penting pada ”Buku Siswa
tentang pernapasan beberapa hewan”. Pemodelan dilakukan per halaman dan ditirukan siswa juga per halaman. (Fase
2)
2. Membimbing
pelatihan awal dengan meminta satu atau dua siswa untuk menirukan
apa yang dilakukan guru, yaitu menggarisbawahi bagian yang penting pada
“Buku Siswa tentang pernapasan beberapa hewan”pada halaman selanjutnya. (Fase
3)
3. Guru
meminta semua siswa untuk
menggarisbawahi bagian-bagian penting pada ”Buku Siswa tentang pernapasan
beberapa hewan” sampai halaman yang telah ditentukan dan mengamati kebenaran
hasil kerja para siswa. Apabila ada
hal-hal yang kurang tepat, guru segera membenarkan. Hal ini dilakukan untuk
mengecek pemahaman dan memberi umpan balik. (Fase 4)
4. Pelatihan
lanjutan dan penerapan tentang apa yang telah dipelajari para siswa, diberikan
oleh guru dengan cara memberi tugas kepada para siswa untuk menjawab pertanyaan
yang relevan seperti apakah alat pernapasan pada ikan, bagaimana proses
keluar-masuknya udara pernapasan pada burung dan sebagainya. (Fase 5)
C. Penutup
(15 menit)
Membimbing
siswa merangkum butir-butir penting pembelajaran hari ini tentang sistem
pernapasan pada beberapa hewan. Pada bagian penutup dapat juga menugaskan siswa
untuk mengerjakan beberapa soal yang relevan yang telah dibuat oleh guru secara
tertulis.
F.
Sumber Pembelajaran
§ Buku siswa Sains SD & MI
tentang sistem pernapasan pada beberapa hewan
§ Lembar Penilaian yang berisi butir-butir soal yang relevan
G.
Alat dan Bahan
·
Gambar cacing, balalang, ikan,
katak, kadal dan burung (untuk kegiatan motivasi)
·
Buku Kegiatan
Daftar Pustaka
Departemen
Pendidikan Nasional, 2006, BSNP
Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar
dan Menengah, Depertemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Departemen
Pendidikan Nasional, 2006, Kurikulum
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Panduan Pengembangan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) Sekolah Menengah Pertama (SMP) Mata Pelajaran Ilmu
Pengentahuan Alam, Depertemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Departemen
Pendidikan Nasional, 2006, Kurikulum
2006 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Sain Sekolah Dasar & Madrasah
Ibtidaiyah, Depertemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Mengetahui: Guru
Mata Pelajaran IPA
Kepala SD ..........
__________________ ____________________
NIP.................. NIP......................
b.Contoh RPP
Model Pembelajaran Kooperatif
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran: Sistem Pernapasan Manusia
Sekolah : SD dan MI
Mata Pelajaran :
Sains
Kelas/Semester :
V/1
Standar
Kompetensi : Siswa mampu
memahami alat-alat tubuh bagian dalam (organ) manusia dan hewan, cara tumbuhan
hijau membuat makanan dan dapat mengembangkan kemampuan mengaitkan ciri-ciri
makhluk hidup dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat, serta menyadari
pentingnya pelestarian jenis makhluk hidup untuk mencegah kepunahan.
A.
Kompetensi Dasar
2. Mendeskripsikan alat-alat tubuh bagian
dalam manusia (organ pernapasan, pencernaan, dan peredaran darah)
B.
Indikator
· Menjelaskan proses keluar masuknya udara
pernapasan pada manusia
· Mendeskripsikan fungsi masing-masing organ
pada sistem pernapasan
· Membuat prediksi/ramalan berdasarkan
pengalaman dan pengetahuan yang dimilikinya.
· Merancang kegiatan untuk membuat model
mesin pernapasan sederhana secara mandiri atau dalam kelompok.
· Membuat suatu karya atau alat untuk
memvisualisasi proses keluar masuknya udara pernapasan pada manusia.
· Menguji coba hasil karya yang berupa model
mesin pernapasan sederhana yang telah dibuat.
· Menyempurnakan hasil karya yang berupa
model mesin pernapasan sederhana berdasarkan hasil uji coba.
C. Alokasi Waktu: 2 jam pelajaran (1 x
pertemuan)
D.
Model dan Metode Pembelajaran:
1.
Model Pembelajaran
-
Pembelajaran Kooperatif
2.
Metode Pembelajaran
-
Diskusi
-
Eksperimen
E.
Langkah Kegiatan
Pembelajaran
A.
Pendahuluan (± 10 menit)
1.
Memotivasi siswa dengan meminta
para siswa duduk saling berhadapan dengan temannya. Masing-masing siswa
memegang dadanya sendiri sambil mengamati dada pasangannya. Pasangan siswa
tersebut diminta ambil napas dalam-dalam, merasakan apa yang terjadi pada
tubuhnya dan mengamati apa yang terjadi pada tubuh temannya. Selanjutnya guru
menanyakan beberapa pertanyaan yang berkaitan denga kegiatan yang baru
dilakukan seperti alat-alat tubuh apakah yang terlibat pada saat bernapas, zat yang dihirup dan dihembuskan pada saat
bernapas, perubahan pada dada dan perut pada saat menghirup dan menghembuskan
napas dan pertanyaan lain yang berkaitan dengan pernapasan. (Fase 1)
2.
Mengkomunikasikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai hari ini, yaitu mempelajari sistem pernapasan
khususnya pada manusia. Dan melakukan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan
pernapasan. (Fase 1)
B.
Inti (± 60 menit)
1.
Guru menyajikan informasi dengan
cara menjelaskan beberapa konsep yang penting tentang sistem pernapasan pada
manusia seperti yang terdapat pada Buku Siswa tentang pernapasan pada manusia.
(Fase 2)
2.
Selanjutnya guru menjelaskan
hal-hal penting yang berkaitan dengan Model Mesin Pernapasan seperti yang
terdapat pada gambar di bawah ini. (Fase 2)
3.
Guru
mengelompokkan siswa. Satu kelompok
terdiri dari 3-4 siswa. Kepada wakil masing-masing kelompok diminta
mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan dan selanjutnya meminta
kelompok-kelompok siswa untuk membuat Model Mesin Pernapasan. (Fase 3)
4.
Selama siswa bekerja, guru
membimbing dan memfasilitasi. Bimbingan tersebut untuk memperjelas petunjuk
cara pembuatan model mesin pernapasan secara tepat, cara mendemonstrasikan
model mesin pernapasan yang telah dibuat siswa untuk memvisualisasi proses
keluar masuknya udara pernapasan pada tubuh manusia, mengarahkan siswa dalam
pengambilan data, analisis data dan penarikan kesimpulan. (Fase 4)
5.
Langkah evaluasi ditempuh guru
dengan cara memberi kesempatan kepada satu atau dua kelompok untuk
mempresentasikan hasil kerjanya, yang berupa model mesin pernapasan hasil kerja
kelompok itu, demonstrasi penggunaan model mesin pernapasan yang telah dibuat,
data, analisis data dan kesimpulan yang dibuat oleh kelompok itu. Selanjutnya
guru memberi kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi presentasi
tersebut. Guru juga memberi umpan balik untuk menunjukkan model mesin
pernapasan yang benar, demonstrasi penggunaan model mesin pernapasan yang
tepat, data, analisis dan kesimpulan yang seharusnya diperoleh kelompok kerja
siswa. Guru juga memberi penguatan pada akhir langka evaluasi tersebut. (Fase
5)
6.
Langkah memberi penghargaan
ditempuh dengan cara memberi pujian kepada kelompok yang hasil kerjanya baik
dari aspek akademik maupun kerja sama antar anggota kelompok. (Fase 6)
C. Penutup (10 menit)
Membimbing
siswa merangkum butir-butir penting pembelajaran hari ini tentang proses keluar
masuknya udara pernapasan pada tubuh manusia. Pada bagian penutup dapat juga
menugaskan siswa untuk mengerjakan beberapa Lembar Penilaian yang berisi
butir-butir soal yang relevan.
F.
Sumber Pembelajaran
§ Buku siswa Sains SD & MI
tentang sistem pernapasan pada manusia
§ Lembar Penilaian yang berisi butir-butir soal yang relevan
G.
Alat dan Bahan
Pertemuan Pertama
·
2 balon karet (1 besar, 1 kecil)
·
sedotan limun
·
selotip
·
gunting
·
botol plastik/kaca kecil, jernih
(transparan) yang dasarnya terpotong
·
plastisin
·
Buku Kegiatan
Daftar Pustaka
Departemen Pendidikan Nasional, 2006, BSNP Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, Depertemen
Pendidikan Nasional, Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional, 2006, Kurikulum Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Panduan Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sekolah Menengah
Pertama (SMP) Mata Pelajaran Ilmu Pengentahuan Alam, Depertemen
Pendidikan Nasional, Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional, 2006, Kurikulum 2006 Standar Kompetensi Mata
Pelajaran Sain Sekolah Dasar & Madrasah Ibtidaiyah, Depertemen Pendidikan
Nasional, Jakarta.
Mengetahui: Guru
Mata Pelajaran IPA
Kepala SD ..........
__________________ ____________________
NIP.................. NIP......................
c. Contoh RPP Model Pengajaran Berdasarkan
Masalah
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran :
Fungsi Masker Hidung
Sekolah : SD dan MI
Mata Pelajaran :
Sains
Kelas/Semester :
V/1
Standar
Kompetensi : Siswa mampu
memahami alat-alat tubuh bagian dalam (organ) manusia dan hewan, cara tumbuhan
hijau membuat makanan dan dapat mengembangkan kemampuan mengaitkan ciri-ciri
makhluk hidup dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat, serta menyadari
pentingnya pelestarian jenis makhluk hidup untuk mencegah kepunahan.
A. Kompetensi
Dasar
3. Mendeskripsikan alat-alat tubuh bagian
dalam manusia (organ pernapasan, pencernaan, dan peredaran darah)
B. Indikator
·
Menjelaskan penyebab terjadinya gangguan pada
alat pernapasan manusia, misalnya menghirup udara tercemar, terinfeksi oleh
kuman.
·
Mendeskripsikan
faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan sistem pernapasan.
·
Memelihara kesehatan alat pernapasan.
·
Menyajikan
informasi menggunakan diagram/gambar tentang perbandingan sistem pernapasan
yang sehat dan kurang sehat.
C.
Alokasi
Waktu: 4 jam pelajaran (2 x pertemuan)
D. Model
dan Metode Pembelajaran:
1.
Model Pembelajaran
-
Pembelajaran Berdasarkan Masalah.
2.
Metode Pembelajaran
-
Pengamatan
-
Diskusi
-
Eksperimen
E. Langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
A. Pendahuluan (± 10 menit)
1.
Memotivasi siswa dengan
menunjukkan gambar polisi lalu lintas menggunakan masker penutup hidung pada
saat kerja di jalan raya. meminta para siswa untuk menemukan fungsi masker
hidung. (Tahap 1)
2.
Mengkomunikasikan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai hari ini, yaitu mengetahui fungsi dan cara
kerja masker hidung dalam menjaga kesehatan pernapasan. (Tahap 1)
3.
Selanjutnya guru mengorientasikan
siswa pada masalah otentik yang harus dipecahkan. Masalah tersebut adalah
apakah fungsi dan bagaimana kerja masker hidung dalam menjaga kesehatan sistem
pernapasan. Guru menugaskan siswa untuk membaca buku-buku yang mendukung
pemecahan masalah otentik tersebut. (Tahap 1)
B.Inti (± 60 menit)
1. Guru mengorganisasikan siswa dalam
beberapa kelompok kerja untuk melaksanakan penyelidikan tentang fungsi dan cara
kerja masker hidung. Guru dapat menjelaskan lebih rinci beberapa alternatif
kegiatan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah otentik tersebut. (Tahap
2)
2.
Guru memberi
bimbingan kepada siswa untuk melakukan penyelidikan. Bimbingan tersebut
meliputi pengumpulan informasi yang berkaitan dengan sistem pernapasan pada
manusia dan faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti yang telah dipelajari
sebelumnya, kegiatan penyelidikan yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah
otentik yang ditetapkan, alat dan bahan yang diperlukan, prosedur kerja yang
akan ditempuh, gambaran data, analisis data, dan kesimpulan yang akan
diperoleh. (Tahap 3)
3.
Selanjutnya guru meminta siswa untuk melaksanakan tugas
pemecahan masalah tersebut di rumah dalam kurun waktu satu minggu. (Tahap 3)
C. Penutup (15 menit)
Membimbing
siswa merangkum butir-butir penting pembelajaran hari ini dan mengingatkan
kembali akan tugas yang harus dikerjakan siswa di rumah.
Pertemuan Kedua
A.
Pendahuluan (5 menit)
1. Guru
mengingatkan tugas yang harus diselesaikan para siswa pada minggu yang lalu,
dan meminta siswa duduk dalam kelompoknya masing-masing.
2. Mengkomunikasikan
tujuan pembelajaran hari ini, yaitu akan menindaklanjuti hasil kerja kelompok
dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.
B.
Inti (70 menit)
1. Selanjutnya
guru meminta para siswa menyajikan hasil karyanya dengan cara memajang laporan
kegiatan yang telah disusunnya di dinding kelas atau di papan tulis. Selain
pajangan laporan, kepada tiap-tiap kelompok juga diminta untuk
mendemonstrasikan kegiatan yang telah dilakukan untuk memecahkan masalah yang
dipecahkan. Guru mengorganisasikan
supaya pada saat satu kelompok berdemonstrasi, kelompok lain dapat menyaksikan
dengan seksama. Diusahakan semaksimal mungkin kelompok dapat
berdemonstrasi. (Tahap 4)
2. Pada
setiap demonstrasi dan penyajian laporan hasil kerja kelompok, dilakukan
analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah. Pada setiap kelompok yang
presentasi diberi komentar oleh kelompok lain dan umpan balik oleh guru.
Komentar dan umpan balik berupa refleksi dan evaluasi pada penyelidikan yang
dilakukan, langkah-langkah kerja yang ditempuh, data/hasil yang diperoleh, dan
kesimpulan yang dihasilkan/jawaban masalah otentik yang dipecahkan. Selanjutnya
diberikan penguatan oleh guru tentang fungsi masker penutup hidung, pentingnya
penggunaan masker pada saat berada di udara penuh debu, dan kaitannya dengan
fungsi rambut-rambut hidung dalam melindungi kesehatan alat pernapasan kita.
(Tahap 5)
C.
Penutup (5 menit)
Para siswa dibimbing
untuk menyimpulkan butir-butir penting pembelajaran hari ini tentang gangguan
pernapasan pada manusia dan cara-cara melindunginya. Pada penutup guru
juga dapat memberi tugas kepada siswa
untuk mengerjakan Lembar penilaian yang berisi butir-butir soal relevan.
F. Sumber
Pembelajaran
§ Buku–buku penunjang pemecahan masalah
§ Lembar Penilaian yang berisi butir-butir soal terkait
G. Alat
dan Bahan
·
Alat dan
bahan yang dikembangkan sendiri oleh kelompok untuk memecahkan masalah otentik
yang ditetapkan
·
Alat dan
bahan yang disarankan meliputi arang, serbuk kayu, kapur tulis, batu bata, palu
penumbuk, sekop, berbagai jenis masker dari kain.
Daftar Pustaka
Departemen Pendidikan Nasional, 2006, BSNP Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, Depertemen
Pendidikan Nasional, Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional, 2006, Kurikulum Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Panduan Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sekolah Menengah
Pertama (SMP) Mata Pelajaran Ilmu Pengentahuan Alam, Depertemen
Pendidikan Nasional, Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional, 2006, Kurikulum 2006 Standar Kompetensi Mata
Pelajaran Sain Sekolah Dasar & Madrasah Ibtidaiyah, Depertemen
Pendidikan Nasional, Jakarta.
Mengetahui: Guru Mata
Pelajaran IPA
Kepala SD ..........
__________________ ____________________
NIP.................. NIP......................
d.RPP Model Belajar
Melalui Penemuan
Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran: Fungsi dan Struktur Daun
Sekolah : SD dan MI
Mata Pelajaran :
Sains
Kelas/Semester :
IV/1
A.
Kompetensi
Dasar
2.3 Menjelaskan hubungan antara struktur daun tumbuhan dengan fungsinya
B.
Indikator
· Menjelaskan struktur daun
· Mendeskripsikan fungsi daun
C.
Alokasi
Waktu: 2 jam pelajaran (1 x pertemuan)
D. Model
dan Metode Pembelajaran
1.
Model Pembelajaran
-
Belajar Melalui Penemuan
2.
Metode Pembelajaran
-
Diskusi
-
Eksperimen
E. Langkah Kegiatan Pembelajaran
A. Kegiatan Awal
Guru
menunjukkan daun bayam, dan menanyakan bagian tumbuhan apakah itu? Apa
manfaatnya bagi manusia? Apa pula manfaatnya bagi tumbuhan? (Tahap 1)
B. Kegiatan Inti
Guru mengawali kegiatan inti
dengan membantu siswa merumuskan pertanyaan sebagai berikut. (Tahap 2)
Guru meminta siswa untuk
mengemukakan jawaban sementara atas pertanyaan yang telah dirumuskan tersebut.
(Tahap 3).
Selanjutnya guru membimbing
para siswa untuk melakukan penyelidikan supaya menemukan jawaban dari
pertanyaan yang telah dirumuskan. (Tahap 4)
KEGIATAN : Menyelidiki Struktur Daun
Mintalah siswa mengamati daun membaca buku
pelajarannya untuk mempelajari struktur daun. Untuk memandu diskusi, guru dapat
juga menayangkan gambar struktur (Tahap 5)
Guru membimbing siswa mengumpulkan data dengan
cara meminta siswa untuk menggambarkan struktur daun dan memberinya penjelasan
yang diperlukan (Tahap 6)
Guru membimbing siswa untuk menganalisis data yang
diperoleh untuk menemukan struktur daun dan fungsinya bagi tumbuhan. (Tahap 7)
Di akhir
diskusi bimbinglah siswa untuk menemukan struktur daun dan fungsinya sebagai
berikut. (Tahap 8)
Gambar Struktur
Daun, lapisan-lapisan daun dari atas ke bawah adalah sebagai berikut:
- Epidermis merupakan lapisan terluar yang
melindungi lapisan yang ada di dalamnya
- Palisade merupakan tempat terjadinya
fotosintesis karena mengandung klorofil
- Bunga karang/sponsa (pada beberapa tempat
terdapat tulang daun) berfungsi untuk menjebak gas-gas pernapasan di dalam
rongganya, juga tempat daun mendapat bahan dasar untuk fotosintesis dan
hasil-hasil fotosintesis
- Epidermis bawah (pada beberapa tempat
terdapat stomata) dapat digunakan untuk pertukaran gas-gas pernapasan.
C. Penutup
Tutuplah
kegiatan pembelajaran dengan pemberian pertanyaan-pertanyaan yang relevan yang
dapat dijawab secara lisan naupun tertulis.
F. Sumber
Pembelajaran
§ Buku siswa Sains SD & MI
tentang struktur dan fungsi daun
§ Lembar Penilaian yang berisi butir-butir soal yang relevan
G. Alat
dan Bahan
·
daun
bayam
·
kantong
plastik transparan
·
daun
tumbuhan yang baru di petik/segar
·
air
·
karet
gelang
·
obat
nyamuk
·
korek
api
·
jarum
pentul
·
gambar
penampang melintang daun
Daftar Pustaka
Departemen Pendidikan Nasional, 2006, BSNP Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang
Pendidikan Dasar dan Menengah, Depertemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional, 2006, Kurikulum Sekolah Menengah Pertama (SMP) Panduan Pengembangan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sekolah Menengah Pertama (SMP) Mata Pelajaran
Ilmu Pengentahuan Alam, Depertemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional, 2006, Kurikulum 2006 Standar Kompetensi Mata Pelajaran Sain Sekolah Dasar
& Madrasah Ibtidaiyah, Depertemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Mengetahui: Guru
Mata Pelajaran IPA
Kepala SD ..........
__________________ ____________________
NIP.................. NIP......................
D. Latihan
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas!
1. Apabila anda mengajarkan cara penggunaan
termometer pada siswa anda model pembelajaran apakah yang sesuai untuk
diterapkan? Berikan penjelasan!
2. Bagaimanakah karakter materi pelajaran
yang cocok untuk diajarkan menggunakan model pengajaran langsung?
3. Deskripsikan teori-teori yang
melatarbelakangi model pembelajaran kooperatif.
4. Karakteristik materi ajar yang
bagaimanakah yang cocok diajarkan menggunakan model pengajaran berdasarkan
masalah
5. Deskripsikan beberapa tipe model
pembelajaran kooperatif.
6. Deskripsikan sintaks model belajar melalui
penemuan!
7. Bagaimanakah karakter materi pelajaran
yang cocok diajarkan menggunakan model belajar melalui penemuan?
8. Deskripsikan teori-teori yang
melatarbelakangi model belajar melalui penemuan.
9. Manfaat-manfaat penting apa sajakah yang
dapat diperoleh oleh siswa anda bila anda mengajar mereka dengan model
pembelajaran kooperatif?
10. Tuliskan perbedaan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dan tipe Jigsaw!
II. Latihan membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP)
1. Buatlah skenario pembelajaran untuk materi
perkembangbiakan vegetatif pada tumbuhan dengan menerapkan model-model
pembelajaran sebagai berikut.
a. Pengajaran Langsung
b. Pembelajaran Kooperatif
c. Pengajaran Berdasarkan Masalah
d. Belajar Melalui Penemuan
2. Buatlah skenario dengan materi dan model
pembelajaran sesuai dengan karakteristik siswa anda!
Daftar Pustaka
Departemen Pendidikan
Nasional, 2006, BSNP Panduan
Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan
Menengah, Depertemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Departemen Pendidikan
Nasional, 2006, Kurikulum Sekolah
Menengah Pertama (SMP) Panduan Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) Sekolah Menengah Pertama (SMP) Mata Pelajaran Ilmu Pengentahuan Alam,
Depertemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Departemen Pendidikan
Nasional, 2006, Kurikulum 2006 Standar
Kompetensi Mata Pelajaran Sain Sekolah Dasar & Madrasah Ibtidaiyah, Depertemen
Pendidikan Nasional, Jakarta.
Ibrahim, M., Fida R., Mohamad Nur dan Ismono,
2005, Pembelajaran Kooperatif, Surabaya:
PSMS UNESA.
Ibrahim, M., dan M..Nur, 2005, Pembelajaran Berdasarkan Masalah,
Surabaya: PSMS UNESA
Kardi, S., dan
M.Nur, 2004, Pengajaran Langsung,
Surabaya: PSMS UNESA
|
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF DI TK
PRODI PG-PAUD FIP
UNIVERSITAS NEGERI
SURABAYA
2011
MODEL PEMBELAJARAN
DI PAUD
Model pembelajaran adalah suatu desain
atau rancangan yang menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan
yang memungkinkan anak berinteraksi dalam pembelajaran, sehingga terjadi
perubahan atau perkembangan pada diri anak. Adapun komponen model pembelajaran
meliputi : konsep, tujuan pembelajaran, materi/tema, langkah-langkah/prosedur,
metode, alat/sumber belajar, dan teknik evaluasi. Penyusunan model pembelajaran
di PAUD didasarkan pada silabus yang
dikembangkan menjadi perencanaan semester, rencana kegiatan mingguan (RKM), dan
Rencana kegiatan harian (RKH). Dengan demikian model pembelajaran merupakan
gambaran konkrit yang dilakukan pendidik dan peserta didik sesuai dengan
rencana kegiatan harian. Ada beberapa model pembelajaran yang dilaksanakan di PAUD diantaranya adalah :
1.
Model Pembelajaran Klasikal,
2.
Model Pembelajaran Kelompok dengan Kegiatan Pengaman,
3.
Model Pembelajaran Berdasarkan Sudut-Sudut Kegiatan,
4.
Model Pembelajaran Area, dan
5.
Model Pembelajaran Berdasarkan Sentra.
Model-model pembelajaran tersebut pada
umumnya menggunakan langkah-langkah yang relatif sama dalam sehari, yaitu
kegiatan pendahuluan/awal, kegiatan inti, istirahat/makan, dan kegiatan
akhir/penutup.
Kegiatan
pendahuluan : adalah kegiatan awal dalam pembelajaran yang ditujukan untuk
memfokuskan perhatian, membangkitkan motivasi sehingga peserta didik siap untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran. Kegiatan
inti : merupakan proses untuk mencapai kompetensi dasar yang dilakukan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan partisipatif.
Kegiatan inti dilakukan melalui proses eksplorasi, eksperimen, elaborasi, dan
konfirmasi. Kegiatan penutup adalah :
kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran. Bentuk
kegiatannya berupa menyimpulkan, umpan balik, dan tindak lanjut.
Model pembelajaran klasikal adalah
pola pembelajaran dimana dalam waktu yang sama, kegiatan dilakukan oleh seluruh
anak sama dalam satu kelas (secara klasikal). Model pembelajaran ini merupakan
model yang paling awal digunakan di PAUD, dengan sarana
pembelajaran yang pada umumnya sangat terbatas, serta kurang memperhatikan
minat individu anak. Seiring dengan perkembangan teori dan pengembangan model
pembelajaran, model ini sudah banyak ditinggalkan. Oleh karena itu dalam buku
ini tidak dibahas secara khusus model pembelajaran klasikal.
Model pembelajaran berdasarkan
kelompok masih banyak digunakan PAUD di Indonesia,
namun perkembangan model pembelajaran selalu berkembang. Kini sudah banyak PAUD yang menggunakan model pembelajaran yang lebih variatif.
Dalam model pembelajaran berdasarkan
kelompok dengan kegiatan pengaman, adalah pola pembelajaran dimana anak-anak
dibagi menjadi beberapa kelompok, biasanya anak dibagi menjadi 3 (tiga)
kelompok, dan masing-masing kelompok melakukan kegiatan yang berbeda-beda.
Dalam satu kali pertemuan, anak harus menyelesaikan 2 – 3 kegiatan dalam kelompok
secara bergantian. Apabila dalam pergantian kelompok, terdapat anak-anak yang
sudah menyelesaikan tugasnya lebih cepat dari pada temannya, maka anak tersebut
dapat meneruskan kegiatan lain sejauh di kelompok lain tersedia tempat. Namun
apabila tidak tersedia tempat, maka anak tersebut dapat bermain pada tempat
tertentu di dalam kelas yang telah disediakan guru yang disebut dengan kegiatan
pengaman. Pada kegiatan pengaman sebaiknya disediakan alat-alat yang lebih
bervariasi dan sering diganti disesuaikan dengan tema atau sub tema yang
dibahas.
Kegiatan belajar mengajar dengan model
pembelajaran berdasarkan sudut-sudut kegiatan, menggunakan langkah-langkah
pembelajaran hampir sama dengan model pembelajaran area, hanya sudut-sudut
kegiatan selayaknya lebih bervariasi dan sering diganti, disesuaikan dengan
tema dan sub tema yang dibahas.
Model pembelajaran berdasarkan Area
lebih memberikan kesempatan kepada anak didik untuk memilih/melakukan kegiatan
sendiri sesuai dengan minatnya. Pembelajarannya dirancang untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan spesifik anak dan menghormati keberagaman budaya dan
menekankan pada pengalaman belajar bagi setiap anak, pilihan-pilihan kegiatan
dan pusat-pusat kegiatan serta peran serta keluarga dalam proses pembelajaran.
Perkembangan terakhir tentang model
pembelajaran di PAUD adalah model
pembelajaran berdasarkan sentra yang mempunyai ciri utama yaitu pemberian
pijakan (scaffolding) untuk membangun
konsep aturan, ide, dan pengetahuan anak serta konsep densitas dan intensitas bermain.
Model pembelajaran ini adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada anak
yang dalam proses pembelajarannya berpusat di sentra bermain dan pada saat anak
dalam lingkaran. Pada umumnya pijakan/dukungan dalam model ini untuk mendukung
perkembangan anak, yaitu pijakan setelah bermain. Pijakan ini diberikan untuk
mencapai perkembangan anak yang lebih tinggi. Sentra bermain dilengkapi dengan
seperangkat alat bermain yang berfungsi sebagai pijakan lingkungan yang
diperlukan untuk mendukung perkembangan anak dalam 3 jenis bermain yaitu bermain sensorimotor atau fungsional, bermain peran, dan bermain pembangunan
(konstruktif, yaitu membangun pemikiran anak), sedangkan saat lingkaran
dilakukan guru untuk memberikan dukungan kepada anak yang dilakukan sebelum dan
sesudah bermain. Pelaksanaan model pembelajaran terakhir ini sekarang masih
berada pada tahap rintisan yang masih dilaksanakan oleh beberapa TK yang
diperkirakan memungkinkan, karena model ini membutuhkan persiapan yang cukup
matang dengan sarana bermain yang lebih lengkap. Masing-masing model
pembelajaran
memiliki
kekurangan dan kelebihan serta memerlukan kondisi yang berbeda-beda. Oleh sebab
itu guru dapat memilih model pembelajaran yang akan digunakan dengan
mempertimbangkan kemampuan yang dimiliki, sarana dan prasarana yang tersedia,
serta faktor pendukung lainnya.
Berikut ini akan dijelaskan secara
lebih rinci, masing-masing model pembelajaran diatas, mulai dari model
pembelajaran kelompok dengan kegiatan pengaman, model pembelajaran kelompok berdasarkan
sudut kegiatan, model pembelajaran berdasarkan area, dan model pembelajaran
berdasarkan sentra.
A.
MODEL
PEMBELAJARAN KELOMPOK DENGAN KEGIATAN
PENGAMAN
Model pembelajaran kelompok dengan
kegiatan pengaman merupakan pola pembelajaran dimana anak-anak dibagi menjadi
beberapa kelompok dengan kegiatan yang berbeda-beda. Anak-anak yang sudah
menyelesaikan tugasnya lebih cepat dari pada temannya dapat meneruskan kegiatan
di kelompok lain. Jika tidak tersedia tempat, anak tersebut dapat melakukan
kegiatan di kegiatan pengaman.
1. Pengelolaan
kelas
Pengelolaan kelas yang
meliputi penataan ruangan maupun pengorganisasian peserta didik yang sesuai
dengan kebutuhan dan program yang direncanakan akan membantu pencapaian
pembelajaran yang optimal. Untuk itu hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pengelolaan kelas adalah :
- Penataan perabot di
ruangan harus disesuaikan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan.
- Pengelompokkan meja
dan kursi anak disesuaikan dengan kebutuhan sehingga ruang gerak peserta didik
leluasa. Susunan meja kursi dapat berubah-ubah. Pada waktu mengikuti kegiatan,
anak tidak selalu duduk di kursi, tetapi dapat juga duduk di tikar/karpet.
- Dinding dapat
digunakan untuk menempelkan sarana yang dipergunakan sebagai sumber belajar dan
hasil kegiatan anak, tetapi jangan terlalu banyak sehingga dapat mengganggu
perhatian anak.
- Peletakan dan
penyimpanan alat bermain diatur sedemikian rupa sesuai dengan fungsinya
sehingga dapat melatih anak untuk pembiasaan yang ingin dicapai seperti
kemandirian, tanggung jawab, membuat keputusan, kebiasaan mengatur kembali
peralatan dan sebagainya.
Alat bermain untuk kegiatan pengaman diatur
dalam ruangan, sehingga dapat berfungsi apabila diperlukan oleh peserta didik.
2. Langkah-langkah Kegiatan
Kegiatan belajar mengajar
dengan model pembelajaran kelompok dengan kegiatan pengaman menggunakan
langkah-langkah sebagai berikut :
a. Kegiatan Pendahuluan/Awal
Kegiatan
pendahuluan/awal dilaksanakan secara klasikal artinya kegiatan yang dilakukan
oleh seluruh anak dalam satu kelas, dalam satu satuan waktu dengan kegiatan
yang sama dan sifatnya pemanasan, misalnya berdiskusi dan tanya jawab tentang
teman dan sub teman atau pengalaman yang dialami anak. Jika pada waktu diskusi
terjadi kejenuhan diharapkan guru membuat variasi kegiatan, misalnya kegiatan
fisik/motorik atau permainan yang melatih pendengaran anak.
b. Kegiatan Inti
Sifat dari kegiatan
ini adalah kegiatan yang mengaktifkan perhatian, kemampuan dan sosial emosi
anak. Kegiatannya terdiri dari bermacam-macam kegiatan bermain yang dipilih dan
disukai anak agar dapat bereksplorasi, bereksperimen, meningkatkan
pengertian-pengertian, konsentrasi, memunculkan inisiatif, kemandirian dan
kreativitasnya serta dapat membantu dan mengembangkan kebiasaan bekerja yang
baik. Pada kegiatan ini anak terbagi beberapa kegiatan kelompok, artinya dalam
satu satuan waktu tertentu terdapat beberapa kelompok anak melakukan kegiatan
yang berbeda-beda. Pengorganisasian anak saat kegiatan pada umumnya dengan
kegiatan kelompok, namun ada kalanya diperlukan menggunakan kegiatan klasikal
maupun individual.
Sebelum anak dibagi menjadi
kelompok, guru menjelaskan kegiatan atau hal-hal yang berkaitan dengan tugas
masing-masing kelompok secara klasikal. Pada kegiatan inti dalam satu kelas
dibagi menjadi beberapa kelompok. Guru bersama anak dapat memberi nama
masing-masing kelompok. Anak diberi kebebasan untuk memilih kegiatan yang ada
pada kelompok yang diminatinya dan tempat yang disediakan. Semua anak hendaknya
secara bergantian mengikuti kegiatan-kegiatan yang direncanakan oleh guru.
Setelah anak dapat mengikuti secara teratur, maka anak boleh memilih kegiatan
sendiri dengan tertib.
Anak-anak yang sudah
menyelesaikan tugasnya lebih cepat dari pada temannya dapat meneruskan kegiatan
di kelompok lain. Jika tidak tersedia tempat, anak tersebut dapat melakukan
kegiatan di kegiatan pengaman. Fungsi kegiatan pengaman adalah :
1. Sebagai
tempat kegiatan anak yang telah menyelesaikan tugasnya lebih cepat sehingga
tidak mengganggu teman lain.
2. Untuk
memotivasi anak agar cepat menyelesaikan tugasnya.
3. Untuk
mengembangkan aspek emosional, sosial, kemandirian, kerja sama dan kreativitas
anak.
Sebaiknya alat-alat yang
disediakan pada kegiatan pengaman lebih bervariasi dan sering diganti
disesuaikan dengan teman atau sub tema yang dibahas. Pada waktu kegiatan kelompok berlangsung, guru tidak berada
di satu kelompok saja melainkan juga memberikan bimbingan kepada peserta didik
yang mengalami kesulitan walaupun peserta didik tersebut berada di kelompok
lain.
c. Istirahat/Makan
Kegiatan ini kadang-kadang
dapat digunakan untuk mengisi indikator/kemampuan
yang hendak dicapai yang berkaitan dengan kegiatan makan, misalnya tata tertib
makan, jenis makanan bergizi, rasa sosial dan kerjasama. Setelah kegiatan makan
selesai, waktu yang tersisa dapat digunakan untuk bermain dengan alat permainan
di luar kelas yang bertujuan mengembangkan fisik/motorik. Apabila dianggap
waktu untuk istirahat kurang, guru dapat menambah sendiri waktu istirahat
dengan tidak mengambil waktu kegiatan lainnya, misalnya bermain sebelum
kegiatan awal atau sesudah kegiatan penutup.
d. Penutup
Kegiatan yang
dilaksanakan pada kegiatan penutup menenangkan anak dan diberikan secara klasikal,
misalnya membaca cerita dari buku, pantomime, menyanyi, atau apresiasi musik
dari berbagai daerah.
Kegiatan ini diakhiri dengan
tanya jawab mengenai kegiatan yang berlangsung, sehingga anak memaknai kegiatan
yang dilaksanakan.
3. Penilaian
Selama
kegiatan belajar mengajar berlangsung guru hendaknya mencatat segala hal yang
terjadi baik terhadap program kegiatannya maupun terhadap perkembangan peserta
didik. Segala catatan guru digunakan sebagai bahan masukan bagi keperluan
penilaian.
4. Contoh Pelaksanaan Kegiatan
Model Pembelajaran Kelompok dengan Kegiatan Pengaman
a. Rencana Kegiatan Mingguan (RKM)
b. Rencana
Kegiatan Harian (RKH)
Kelompok
: A
Semester/Minggu : II/13
Tema/Sub Tema : Tanah Airku
Hari/Tanggal : …………,
…………2011
Waktu : 07.30 – 10.00 WIB
Indikator
|
Kegiatan Pembelajaran
|
Alat/Sumber Belajar
|
Penilaian Perkembangan Anak
|
|
Alat/Teknik
|
Hasil
|
|||
Melaksanakan tata tertib
yang ada di sekolah
|
Berbaris menyanyi lagu
anak-anak
|
Tamborin
|
Observasi
|
|
A. Kegiatan Awal (± 30
menit)
|
||||
Akhlak sikap dan perilaku
|
- Bernyanyi, berdoa, salam
|
Lagu anak
|
Observasi
|
|
Menceritakan
pengalaman/kejadian secara sederhana
|
- Berbagi pengalaman
|
Observasi
|
||
Menjawab pertanyaan
tentang keterangan atau informasi secara sederhana
|
- Tanya jawab tentang suku
bangsa yang dekat anak
|
Gambar macam-macam suku
bangsa di Indonesia
|
Percakapan
|
|
Mengikuti berbagai macam
permainan
|
- Pemberian tugas bermain
menjala ikan
|
Jala ikan
|
Unjuk kerja
|
|
B. Kegiatan Inti (± 60
menit)
|
||||
Mengenal kasar-halus,
berat-ringan, panjang-pendek, jauh-dekat, banyak-sedikit, sama-tidak sama.
|
Pemberian tugas memberi
lingkaran pada gambar yang lebih banyak.
|
Lembar kerja
|
Penugasan
|
|
Menggambar bebas dengan
berbagai media (pensil warna, crayon, arang dan lain-lain)
|
Pemberian tugas menggambar
bebas dengan cat air
|
Buku/kertas, cat air
|
Hasil karya
|
|
Menjiplak dan meniru
membuat garis tegak, datar, miring, lengkung dan lingkaran
|
Pemberian tugas menarik
garis tegak dan datar pada gambar bendera
|
Buku/kertas, pensil warna
|
Hasil karya
|
|
C. Istirahat/Makan (± 30
menit)
|
||||
Menyebutkan kata-kata yang
mempunyai suku
|
Pemberian tugas
menyebutkan suku
|
Kartu kata
|
Percakapan
|
Indikator
|
Kegiatan Pembelajaran
|
Alat/Sumber Belajar
|
Penilaian Perkembangan Anak
|
|
Alat/Teknik
|
Hasil
|
|||
Kata awal yang sama,
misalnya : kaki, kali, atau suku kata akhir yang sama, misalnya : nama, sama,
dan lain-lain.
|
Kata yang berawalan “ba..”
|
Gambar
|
||
Akhlak sikap dan perilaku
|
Bercerita tentang “suku
bangsa” , bercakap-cakap ttg kegiatan satu hari tsb,, bernyanyi, berdoa,
salam, pulang.
|
Buku cerita
|
Observasi
|
……..,
………..2011
Mengetahui,
Guru
Kelompok A,
Kepala
TK………………..
……………………….. ……………………..
Keterangan
:
- Penilaian :
·
= berkembang
sangat baik (melebihi standar)
√ = berkembang sesuai harapan (sesuai standar)
o = masih perlu bimbingan (kurang dari standar)
- Penggunaan alat/sumber belajar disesuaikan
kebutuhan dan kondisi setempat.
c. Pelaksanaan
Kegiatan Pembelajaran
Kelompok : A
Semester/Minggu : II/13
Tema/Sub Tema : Tanah Airku
Hari/Tanggal : ……,
………..2011.
Waktu : 07.30 – 10.00 WIB
Indikator :
- Melaksanakan tata tertib yang ada di sekolah
(Pembiasaan)
- Akhlak
sikap dan perilaku (Pembiasaan)
- Menceritakan
pengalaman/kejadian secara sederhana (Bhs)
- Menjawab
pertanyaan tentang keterangan atau informasi secara sederhana (Bhs)
- Mengikuti
berbagai macam permainan (Fis/Mot)
- Mengenal
kasar-halus, berat-ringan, panjang-pendek, jauh-dekat, banyak-sedikit,
sama-tidak sama (Kog)
- Menggambar
bebas dengan berbagai media, misalnya pensil warna, crayon, arang dan lain-lain
(Seni)
- Menjiplak
dan meniru membuat garis tegak, datar, miring, lengkung, dan lingkaran (Fis/Mot)
- Menyebutkan
kata-kata yang mempunyai suku kata awal yang sama, misalnya : kaki, kali, atau
suku kata akhir yang sama, misalnya : nama, sama, dan lain-lain (Bhs)
1. Kegiatan Sebelum Masuk Sekolah
Anak
yang datang berjabatan tangan dengan guru-guru dan teman-temannya sambil
mengucapkan salam, lalu anak menyimpan tas di tempat yang telah disediakan di
depan kelas dengan tanda pengenal photo yang bertempel di loker masing-masing.
Sebelum masuk kelas,
anak-anak berbaris dan menyanyikan lagu “Selamat
Pagi”, (lagu lain yang sesuai) kemudian diajak mengelilingi halaman dengan
diiringi tepuk tangan/perkusi di depan pintu kelas, kemudian dilanjutkan dengan
nyanyian yang menggembirakan anak.
2. Kegiatan Pendahuluan/Awal (30 menit)
Anak-anak diajak duduk di lantai
dengan alas karpet/tikar/plastik sambil bernyanyi “Aku anak Indonesia”
(lagu lain yang sesuai untuk pengkondisian) diteruskan dengan doa untuk
memulai kegiatan, guru memberi salam. Anak-anak diajak bercerita atau berbagi
pengalaman yang ditanggapi oleh beberapa temannya.
Anak-anak diperkenalkan hari,
tanggal, bulan dan tahun dengan cara memasukkan angka tanggal pada
kantong-kantong bulan yang telah disediakan. Selanjutnya membicarakan tema/sub
tema. Anak-anak melakukan permainan “menjala
ikan” (kegiatan fisik/motorik) di luar kelas. Jika tidak dimungkinkan,
dapat juga dilakukan di dalam kelas
Dalam permainan ini anak-anak
diajak membuat lingkaran besar kemudian bergerak menjala ikan yang berada di
lingkaran kecil dengan cara maju ke depan dan sambil menyanyi :
“Lingkaran besar lingkaran besar,
lingkaran
besar.
Lingkaran
kecil, lingkaran kecil
Lingkaran
kecil
Selanjutnya anak-anak
berlarian untuk mencari dan mendapatkan gandengan tangan dengan teman-temannya.
Anak yang tidak mendapatkan gandengan itu sebagai ikan yang dijala oleh teman
lain, dan kemudian ikan tersebut diserahkan kepada guru. Demikian permainan
tersebut diulang-ulang dan setiap anak yang tidak mendapat gandengan berperan
sebagai ikan yang dijala. Setelah selesai bermain menjala ikan, lalu anak-anak
disuruh minum dan masuk kelas kembali (kegiatan tersebut mengenalkan
bermacam-macam permainan kepada anak dan mengembangkan fisik/motorik).
3. Kegiatan Inti (60 menit)
Pertama-tama guru menjelaskan
pekerjaan yang akan dilakukan oleh anak-anak, kemudian anak-anak dibagi menjadi
3 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri atas ± 5 anak (sesuai kondisi
kelas). Anak-anak diberi kebebasan untuk memilih kelompoknya. Secara rinci,
tugas yang harus dikerjakan anak-anak pada masing-masing kelompok adalah
sebagai berikut.
Kelompok I : Melingkari jumlah
gambar bendera yang lebih banyak
Alat yang digunakan
adalah pensil warna dengan kertas yang sudah ada gambar bendera yang terbagi
menjadi tiga kolom. Kolom pertama jumlah bendera 3, kolom kedua 5, kolom 7.
Anak-anak mewarnai bendera merah putih lalu melingkari jumlah yang paling
banyak (mengenalkan konsep banyak sedikit).
Kelompok II : Menggambar bebas
Alat yang digunakan
adalah cat cair dengan menggunakan cotton
bud (kapas pembersih telinga). Anak-anak bebas mengekspresikan lukisannya
di atas buku/kertas polos (mengembangkan kreativitas anak).
Kelompok III : Menarik garis tegak
dan garis datar
Alat
yang digunakan adalah pensil berwarna dengan kertas yang sudah ada gambar
bendera (melatih motorik halus anak).
Setelah selesai melakukan
kegiatan pada kelompoknya, anak-anak bebas meneruskan/berpindah ke kelompok
lain untuk mengerjakan tugas yang ada di kelompok tersebut. Hasil kerja anak,
dikumpulkan untuk dinilai guru. Hasil kerja anak dapat dipajang, dapat juga
disimpan di dokumen portofolio masing-masing.
Anak-anak yang telah
menyelesaikan kegiatan lebih awal di kelompoknya, dapat pindah ke kelompok yang
lain, tetapi ada beberapa anak yang tidak mendapat tempat, maka anak tersebut
masuk ke kegiatan pengaman. Di dalam kegiatan pengaman terdapat balok-balok
kayu, boneka, tas, alat-alat dapur dari kayu, lego dan lain-lain.
4. Istirahat/Makan (30 menit)
Setelah kegiatan inti selesai
anak-anak diajak duduk di lantai dan bernyanyi
“sebelum makan”. Sebelum makan,
anak-anak mencuci tangan terlebih dahulu dengan sabun. Setelah berkumpul di
dalam kelas, anak-anak berdoa sebelum makan bersama yang disediakan sekolah atau
makanan yang dibawa masing-masing.
Selesai makan, anak-anak
bermain didalam atau diluar kelas dengan menggunakan fasilitas permainan yang
tersedia.
5. Kegiatan Penutup (± 30 menit)
Setelah
waktu istirahat selesai, anak-anak berkumpul di tempat pertemuan pagi. Guru
mengajak anak-anak bernyanyi (untuk pengkondisian kegiatan penutup).
Kegiatan selanjutnya,
anak-anak berkumpul di karpet/tikar/plastik untuk menyebutkan kata yang bersuku
kata awal “ba…” dengan cara guru menunjukkan gambar, misalnya ba…pak, ba…ju,
dan sebagainya, kemudian anak mendengarkan guru bercerita tentang “Suku bangsa”. Dalam bercerita, guru
menggunakan buku bergambar yang ditunjukkan kepada anak-anak (menambah kosa
kata).
Terakhir guru menanyakan
kembali kegiatan-kegiatan yang dilakukan anak-anak mulai dari kegiatan awal
sampai kegiatan penutup, kemudian guru mengajak anak-anak bernyanyi, berdoa,
dan mengucapkan salam. Setelah itu, anak-anak diajak berjalan/berbaris menuju
ke luar ruangan dan bersalaman, kemudian pulang.
B. MODEL
PEMBELAJARAN BERDASARKAN SUDUT-SUDUT KEGIATAN
Kegiatan
pembelajaran dengan model pembelajaran berdasarkan sudut-sudut kegiatan,
menggunakan langkah-langkah pembelajaran yang mirip dengan model pembelajaran
area, karena memperhatikan minat anak. Jumlah sudut yang digunakan dalam satu
hari bersifat luwes sesuai dengan program yang direncanakan dengan kisaran 2
sampai 5 sudut. Dalam kondisi tertentu dimungkinkan 1 sudut lebih dari 1
kegiatan. Alat-alat yang disediakan pada sudut-sudut kegiatan selayaknya lebih
bervariasi dan sering diganti, disesuaikan dengan teman atau sub tema yang
dibahas.
Sudut-sudut
kegiatan yang dimaksud adalah :
a. Sudut
ke Tuhanan
Alat-alat
yang ditempatkan adalah maket tempat ibadah, peralatan ibadah, gambar-gambar,
dan alat lainnya yang sesuai dengan keagamaan.
b. Sudut
Keluarga
Alat-alat pada sudut keluarga terdiri
dari kursi tamu, meja makan, peralatan dapur, peralatan ruang kamar tidur,
boneka berbagai jenis, dan peralatan lain di ruang tamu.
c. Sudut
Alam Sekitar dan Pengetahuan
Alat-alat pada sudut alam sekitar dan
pengetahuan terdiri dari akuarium, meja/rak untuk benda-benda obyek
pengetahuan, kulit kerang biji-bijian, batu-batuan, kaca pembesar, timbangan,
magnet dan alat-alat untuk menyelidiki alam sekitar.
d. Sudut
Pembangunan
Alat-alat
yang ditempatkan pada sudut ini adalah alat-alat untuk permainan konstruksi,
seperti balok, keping geometri, alat pertukangan, dan miniature/model berbagai
jenis kendaraan.
e. Sudut
Kebudayaan
Alat-alat
yang ditempatkan pada sudut kebudayaan adalah peralatan musik/perkusi, rak-rak
buku, buku perpustakaan, alat untuk pengenalan bentuk, warna, konsep bilangan,
simbol-simbol, alat untuk kreativitas, dan lain-lainnya.
Keberadaan sudut-sudut kegiatan
tersebut dapat ditempatkan di dalam kelas maupun di ruang tersendiri sesuai
keadaan dan kondisi TK masing-masing. Pada waktu kegiatan di sudut berlangsung,
guru tidak hanya berada di salah satu sudut saja, tetapi juga memberikan
bimbingan kepada peserta didik yang membutuhkan atau mengalami kesulitan.
1. Pengelolaan
Kelas
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan kelas pada mode pembelajaran
berdasarkan Sudut-sudut Kegiatan adalah :
a. Pengaturan
alat bermain dan perabot di ruangan, termasuk meja, kursi, dan luasnya ruangan,
disesuaikan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan, khususnya pada sudut-sudut
kegiatan.
b. Sumber
belajar dan hasil kegiatan anak dapat dipajang di papan atau dinding ruangan.
Hasil karya anak, dapat juga disimpan di laci masing-masing anak sebagai
portofolio.
c. Setelah
digunakan untuk pembelajaran, alat bermain dirapikan dan disimpan sedemikian
rupa sehingga dapat melatih anak untuk pembiasaan yang ingin dicapai seperti
kemandirian, tanggungjawab, membuat keputusan, kebiasaan mengatur kembali
peralatan dan sebagainya.
2. Langkah-Langkah
Kegiatan
a. Kegiatan Awal (± 30 menit)
Kegiatan
yang dilaksanakan adalah bernyanyi, berdoa, mengucapkan salam, membicarakan
tema/sub tema, diskusi kegiatan yang akan dilaksanakan, melakukan kegiatan
fisik/motorik.
b. Kegiatan Inti (± 60 menit) secara individual di
sudut-sudut kegiatan
Sebelum melaksanakan kegiatan inti, guru bersama anak membicarakan
tugas-tugas yang diprogramkan di sudut-sudut kegiatan. Setelah itu guru
menjelaskan kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan di setiap sudut kegiatan
yang diprogramkan. Sudut yang dibuka setiap hari disesuaikan dengan indikator
yang dikembangkan dan sarana/alat pembelajaran yang ada. Kemudian anak
dibebaskan untuk memilih sudut kegiatan yang disukai sesuai dengan minatnya.
Anak dapat berpindah sudut kegiatan sesuai dengan minatnya tanpa ditentukan
oleh guru.
c. Istirahat/Makan
(± 30 menit)
Kegiatan makan bersama menanamkan pembiasaan yang baik, misalnya mencuci
tangan, berdoa sebelum dan sesudah makan, tata tertib makan, mengenalkan jenis
makanan, menumbuhkan rasa sosial dan kerjasama, membereskan dan menerapkan
alat-alat makan dan sebagainya.
d. Kegiatan
Akhir (± 30 menit)
Kegiatan akhir dilaksanakan secara klasikal, misalnya dengan bercerita,
bernyanyi, gotong royong membersihkan kelas, diskusi kegiatan sehari yang telah
dilakukan, informasi kegiatan esok hari, berdo’a, dan mengucapkan salam.
3. Penilaian
Penilaian yang dilakukan pada model pembelajaran ini sama dengan
penilaian model pembelajaran Kelompok dengan Kegiatan Pengaman, yaitu selama
kegiatan pembelajaran berlangsung, guru mencatat segala hal yang terjadi baik
terhadap perkembangan peserta didik maupun program kegiatannya sebagai dasar
bagi keperluan penilaian.
4. Contoh Pelaksanaan Kegiatan Model Pembelajaran
Berdasarkan Sudut-Sudut Kegiatan
a. Rencana
Kegiatan Mingguan (RKM)
c. Contoh Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
Kelompok : A
Semester : II/XIII
Hari / tanggal : ………..,………..2011.
Tema / Sub Tema : Tanah Airku /
Kehidupan di Pedesaan
Indikator
1. Membantu
membersihkan lingkungan (Pembiasaan)
2. Menjawab pertanyaan tentang
keterangan/informasi secara sederhana (Bhs)
3. Mencoba dan menceritakan apa yang terjadi jika
benda-benda dimasukkan air (Kog)
4. Merobek bebas (Fis/Mot)
5. Menirukan berbagai gerakan binatang (Fis/Mot)
6. Mencetak dengan berbagai media (Seni)
7. Menyanyi 15 lagu anak-anak (Seni)
Langkah-langkah Kegiatan :
a. Kegiatan
Sebelum Masuk Kelas
Anak-anak datang, guru menyambut dengan
ramah dan penuh kasih sayang. Mereka berjabat tangan dan mengucap salam.
Anak-anak menuju tempat bermain.
Setelah ada tanda masuk kelas, Anak-anak
berbaris dengan rapi dan salah satu anak memimpin di depan, kemudian dengan
penuh semangat mereka menyanyi setelah itu mereka memasuki kelas dengan tertib.
b. Kegiatan
Awal (± 30 menit, klasikal)
·
Menyanyi,
berdo’a, dan mengucap salam
·
Membicarakan
tema/sub tema
·
Melakukan
kegiatan fisik/motorik
Sebelum masuk kelas, anak-anak melepas
sepatu dan menaruhnya di rak sepatu, selanjutnya duduk di karpet. Sebelum
melakukan kegiatan awal guru bersama anak-anak melakukan diskusi, misalnya
dengan menanyakan tentang keadaan anak-anak, mengomentari penampilan anak, menanggapi
apa yang disampaikan anak. Kemudian setelah anak-anak siap, barulah memasuki
kegiatan awal.
Langkah-langkah kegiatan awal meliputi :
1. Anak-anak menyanyi, kemudian berdoa bersama dengan dipimpin oleh
salah satu anak yang kebetulan hari itu bertugas.
2. Dilanjutkan dengan mengucap salam baik kepada guru maupun
teman-teman, dan bersama-sama menyanyikan lagu pembukaan, dilanjutkan dengan
lagu-lagu lain yang sesuai dengan tema.
3. Selanjutnya guru menunjukkan gambar tentang suasana pedesaan kemudian
melakukan percakapan/tanya jawab.
4. Guru menunjukkan salah satu gambar binatang yang ada pada gambar
suasana pedesaan tadi dan anak-anak pun sepontan menyebutkan bahwa binatang itu
adalah katak.
5. Guru mengajak anak-anak melakukan kegiatan fisik motorik yaitu
melakukan senam fantasi menirukan katak melompat.
c. Kegiatan Inti (± 60 menit)
·
Sudut
Alam Sekitar : percobaan memasukkan benda-benda ke dalam air (kog)
·
Sudut
Kebudayaan : membuat kolase menghias topi petani/caping (fis/mot)
·
Sudut
kebudayaan : mencetak getuk/makanan dengan berbagai pola (seni)
Catatan :
Bagi anak yang tidak berminat memasuki sudut
yang dibuka, dimungkinkan untuk memasuki sudut lain.
d. Istirahat (± 30 menit)
Waktu
menunjukkan saat istirahat, anak-anak diajak duduk di karpet, kemudian
melakukan kegiatan antara lain :
a. Menyanyi, cuci tangan, berdoa sebelum dan
sesudah makan, dipimpin oleh guru.
b. Anak-anak makan dan kemudian membereskan bekas
makan, baik alat atau sisa-sisanya.
c. Bermain
d. Cuci tangan/kaki sebelum mengikuti kegiatan
akhir
e. Kegiatan Akhir (± 30 menit)
· Menyanyi
lagu “Paman Datang” (seni)
· Gotong
royong membersihkan kelas (pembiasan)
· Bercakap-cakap
kegiatan sehari
· Informasi
kegiatan besok
· Doa, baris,
pulang
b. Rencana
Kegiatan Harian (RKH)
Kelompok : A
Semester : II/XIII
Hari / tanggal : ………..,………..2011.
Tema / Sub Tema : Tanah Airku /
Kehidupan di Pedesaan
Indikator
|
Kegiatan Pembelajaran
|
Alat/Sumber Belajar
|
Penilaian Perkembangan Anak
|
|
Alat/Teknik
|
Hasil
|
|||
A. Kegiatan Awal (± 30
menit)
|
||||
Kegiatan berdoa, salam
menjawab pertanyaan tentang keterangan/informasi
secara sederhana (Bhs)
|
- Menyanyi, berdoa, salam
- Bercakap-cakap tentang kehidupan di pedesaan
|
Gambar suasana pedesaan
|
Percakapan
|
|
Menirukan berbagai gerakan binatang (Fis/Mot)
|
- Senam fantasi bentuk meniru
|
Gambar binatang
|
Unjuk kerja
|
|
B. Kegiatan Inti (± 60
menit)
|
||||
Mencoba dan menceritakan
apa yang terjadi jika benda-benda dimasukkan air (Kog)
|
Sudut Alam Sekitar :
Percobaan memasukkan
benda-benda (daun, kapal kertas, lidi, sendok plastik, kerikil) ke dalam air
dan memberi tanda T pada kotak benda yang tenggelam, dan A pada kotak benda
yang terapung
|
Air, daun, lidi, kertas
kapal, sendok plastik, kerikil, lembar kerja
|
Penugasan
|
|
Merobek bebas (Fis/Mot)
|
Sudut Kebudayaan :
Kolase caping petani
|
Pola caping
|
Hasil karya
|
|
Mencetak dengan berbagai
media (Seni)
|
Sudut Kebudayaan :
Mencetak Getuk (makanan)
dengan berbagai pola
|
Getuk (makanan) dengan
berbagai cetakan
|
Hasil karya
|
|
C. Istirahat/Makan (± 30
menit)
|
||||
Berdoa, cuci tangan,
makan, dan bermain
|
Air, lap tangan, sabun,
bekal
|
Observasi
|
||
D. Kegiatan lagu “Paman Datang”
|
||||
Menyanyi 15 lagu anak-anak
(Seni)
|
Menyanyi lagu “Paman
Datang”
|
Gambar dan lagu
|
Unjuk kerja
|
|
Membantu membersihkan
lingkungan (Pembiasaan)
|
- Gotong royong memberesi
kelas
- Bercakap-cakap kegiatan
sehari
- Informasi kegiatan esok
- Doa, baris, pulang
|
Sapu, kemoceng
|
Unjuk kerja
|
……, ……….2011
Mengetahui :
Kepala PAUD ………..
Guru Kelompok A,
………………………..
………….……….
NIP.
NIP.
B. MODEL
PEMBELAJARAN AREA
Pembelajarannya
dirancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan spesifik anak dan menghormati
keragaman budaya yang menekankan pada prinsip (1) pengalaman pembelajaran
pribadi setiap anak, (2) membantu anak membuat pilihan dan keputusan melalui
aktivitas di dalam area-area yang disiapkan, dan (3) keterlibatan keluarga
dalam proses pembelajaran. Keterlibatan keluarga dalam pembelajaran itu sendiri
dapat dilakukan melalui beberapa cara berikut :
- Anggota
keluarga dilibatkan secara sukarela dalam kegiatan pembelajaran.
- Anggota
keluarga bermitra dengan PAUD dalam membuat keputusan tentang anak.
- Anggota
keluarga dapat berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan di PAUD .
Pembelajaran Area ini mencakup tiga
pilar utama, yaitu : (1) konstrutivisme; (2) sesuai dengan perkembangan, dan
(3) pendidikan progresif. Semua kegiatan dalam pembelajaran ini didasarkan pada
minat anak, tingkat perkembangan kognitif dan kematang sosioemosional,
mendorong rasa ingin tahu alamiah anak, kegembiraan terhadap
pengalaman-pengalaman panca indera
dan keinginan untuk menjelajahi gagasan-gagasan baru anak itu sendiri.
Pelaksanaan pendidikan progresif dibangun berdasarkan prinsip-prinsip
perkembangan anak dan konstroktivisme ini.
Pembelajaran Area menggunakan 10
(sepuluh) area yaitu :
a. Area Agama
maket tempat ibadah dan alat peraga tata
cara ibadah agama-agama di Indonesia,
misalnya sebagai berikut :
- Islam
: maket masjid, gambar tata cara shalat, gambar tata cara berwudhu, sajadah,
tasbih, juz amma, Al-Qur’an dan sebagainya.
- Hindu
: maket pura, gambar orang menuju ke Pura, tiruan sesaji
- Kristen/Katolik
: maket Gereja, Alkitab, rosario
- Budha
: maket pura, maket candi Budha, gambar bikhu
- Kong
Hucu : maket kelenteng, foto orang sembahyang
b. Area Balok
Balok
dengan berbagai bentuk ukuran, dan warna, lego, lotto sejenis, lotto
berpasangan, kubus berpola, kubus berbagai ukuran dan warna, korek api, lidi,
tusuk es krim, dan sebagainya.
c. Area
Berhitung/Matematika
Lambang
bilangan, kepingan geometri, kartu angka, kulit kerang, puzzle, dan sebagainya.
d. Area IPA
Macam-macam
tiruan binatang, gambar-gambar perkembangbiakan binatang, gambar-gambar proses
pertumbuhan tanaman, pengenalan berbagai macam rasa (gula, kopi, asam, cuka
garam, dll) berbagai macam bumbu (bawang merah, bawang putih, lada, dan
lain-lain). Pengenalan bau aroma.
e. Area Musik
Seruling,
kasatnyet, biola, piano, gitar kecil, dan sebagainya dengan menyesuaikan pada
keunikan daerah masing-masing.
f. Area Bahasa
Buku-buku
cerita, gambar seri, kartu kategori kata, kartu nama-nama hari, boneka tangan,
macam-macam gambar sesuai tema, dan sebagainya.
g. Area Membaca
dan Menulis
Buku tulis, pensil warna, pensil, kartu
huruf, ballpoint dan sebagainya.
h. Area Drama
Tempat
tidur anak (boneka), almari kecil, meja kursi kecil, boneka-boneka, tempat
jemuran, tiruan baju tentara dan polisi, tiruan jas dokter, dan sebagainya.
i. Area
Pasir/Air
Bak
pasir/bak air, aquarium kecil, ember kecil, gayung, garpu, dan sebagainya.
j. Area Seni
dan Motorik
Meja
gambar, meja kursi anak, kertas lipat, kertas koran, lem, gunting, kertas
warna, dan sebagainya.
1. Pengelolaan
Kelas
Pengelolaan
kelas pada model pembelajaran area meliputi pengorganisasian peserta didik,
pengaturan area yang diprogramkan, dan peranan guru. Untuk itu hal-hal yang
diperlukan dalam pengelolaan kelas adalah :
a. Alat
bermain, sarana prasarana diatur sesuai dengan area yang diprogramkan pada hari
itu.
b. Kegiatan
dapat dilakukan dengan menggunakan meja-kursi, karpet, atau tikar sesuai dengan
alat yang digunakan.
c. Pengaturan
area memungkinkan guru dapat melakukan pengamatan sehingga dapat memberikan
motivasi, pembinaan, dan penilaian.
d. Pengaturan
area memungkinkan guru dapat melakukan pengamatan sehingga dapat memberikan
motivasi, pembinaan, dan penilaian.
e. Guru
memperhatikan perbedaan individu setiap peserta didik pada saat mereka
melakukan kegiatan di area.
2. Langkah-Langkah
Kegiatan
a. Kegiatan Awal ± 30 menit (klasikal)
Kegiatan
yang dilaksanakan adalah melatih pembiasaan, misalnya menyanyi, memberi salam
dan berdoa.
b. Kegiatan Inti ± 60 menit (individual di area)
Guru
menjelaskan kegiatan-kegiatan di dalam area yang diprogramkan. Area yang dibuka
setiap hari disesuaikan dengan indikator yang dikembangkan dan sarana
pembelajaran yang ada. Anak dapat berpindah area sesuai dengan minatnya tanpa
ditentukan oleh guru. Apabila terdapat anak tidak mau melakukan kegiatan di
area yang diprogramkan, guru harus memotivasi anak tersebut agar mau melakukan
kegiatan. Guru dapat melayani anak dengan membawakan tugasnya ke area yang
sedang diminatinya.
Orang
tua/keluarga dapat dilibatkan untuk berpartisipasi membantu guru pada waktu
kegiatan pembelajaran.
c. Istirahat/Makan ± 30 menit
Kegiatan
makan bersama, menanamkan pembiasaan yang baik, misalnya cuci tangan, berdoa
sebelum dan sesudah makan, tata tertib makan, mengenal jenis makanan bergizi, menumbuhkan
rasa sosial (berbagi makanan) dan kerjasama. Setelah kegiatan makan selesai,
waktu yang tersisa dapat digunakan untuk bermain dengan alat permainan yang
bertujuan mengembangkan fisik/motorik.
d. Kegiatan Akhir ± 30 menit (klasikal)
Kegiatan
akhir dilaksanakan secara klasikal misalnya menyanyi, cerita dari guru atau
membaca puisi, dilanjutkan dengan diskusi tentang kegiatan satu hari dan
menginformasikan kegiatan esok hari, berdoa, salam, dan pulang.
3. Penilaian
Penilaian yang dilakukan pada model
pembelajaran area pada hakikatnya tidak berbeda dengan model-model pembelajaran
sebelumnya karena selama kegiatan pembelajaran berlangsung, guru mencatat
segala hal yang terjadi, baik terhadap perkembangan peserta didik maupun
program kegiatannya sebagai dasar bagi keperluan penilaian.
b. Rencana
Kegiatan Harian (RKH)
Kelompok : A 1
Semester : II/2
Tema / Sub Tema : Komunikasi/benda-benda
pos
Hari / tanggal : Rabu,
………….. 2011
Waktu : 07.30 – 10.00 WIB
Indikator
|
Kegiatan Pembelajaran
|
Alat/Sumber Belajar
|
Penilaian Perkembangan Anak
|
|
Alat/Teknik
|
Hasil
|
|||
- Berlatih untuk selalu
tertib dan patuh pada peraturan.
- Sabar menunggu giliran.
|
Berbaris rapi, masuk kelas
|
-
|
Observasi/ pengamatan
|
|
A. Kegiatan Awal (± 30
menit)
|
||||
- Berdoa sebelum melaksanakan
kegiatan
|
- Salam, berdoa
|
-
|
Observasi
|
|
- Menceritakan tentang pengalaman/kejadian secara sederhana (Bhs)
|
- Bercerita tentang
pengalamannya
|
Unjuk kerja
|
||
- Menjawab pertanyaan tentang
keterangan / informasi secara sederhana (Bhs)
|
- Bercakap-cakap tentang
“Amplop”
|
Amplop
|
Tanya jawab
|
Ratih
|
- Membungkukkan badan
|
- Berlomba mengambil amplop
jatuh
|
Amplop
|
Unjuk kerja
|
·
Salma,
·
Izzan, Sulton, Adam, Danen
|
B. Kegiatan Inti (± 60
menit)
|
||||
AREA MATEMATIKA
|
||||
Mengerjakan mencari jejak (maze) yang sederhana (kog)
|
Pemberian tugas mengerjakan
maze “pergi ke kantor pos”
|
Lembar Kerja (LK), krayon
|
Penugasan
|
·
Sinta,
Alia,
·
Tigor
|
AREA SENI
|
||||
Mewarnai bentuk gambar
sederhana (seni)
|
Pemberian tugas mewarnai
gambar amplop
|
LK, pensil warna
|
Hasil karya
|
·
Asep,
Maria,
·
Kayla,
Sifah
|
AREA MOTORIK
|
||||
Meniru melipat kertas
(Fisik/Motorik)
|
Pemberian tugas melipat
amplop
|
Kertas lipat, lem
|
Penugasan
|
|
AREA BAHASA
|
||||
Menghubungkan tulisan
sederhana dengan simbul yang melambangkannya (Bhs)
|
Pemberian tugas
menghubungkan tulisan amplop dengan gambar
|
LK pensil
|
Penugasan
|
·
Adam, danen, Maicel, Raka,
·
Made
|
Indikator
|
Kegiatan Pembelajaran
|
Alat/Sumber Belajar
|
Penilaian Perkembangan Anak
|
|
Alat/Teknik
|
Hasil
|
|||
AREA BALOK
|
||||
Menciptakan dua bentuk
bangunan dari balok (Seni)
|
Pemberian tugas
menciptakan dua bentuk bangunan dari balok (bangunan tersebut : kotak pos dan
kantor pos)
|
Balok-balok
|
Penugasan
|
·
Rido, Firza, Lutfan,
·
Fitri, Nina
|
AREA IPA
|
||||
Membedakan konsep cepat
dan lambat (Kog)
|
Pemberian tugas bermain
telepon dari gelas plastik
|
Gelas plastik, lidi, dan
benang
|
Unjuk Kerja
|
|
C. Istirahat / Makan (± 30 menit)
|
||||
Mengurus diri sendiri
dengan sedikit bantuan
|
Mencuci tangan sebelum dan
sesudah makan, berdoa, kemudian bermain
|
Serbet, ember, air, dan
lain-lain
|
Observasi
|
|
D. Kegiatan Akhir (± 30 menit)
|
||||
Mendengarkan cerita
Berdoa sesudah
melaksanakan kegiatan
|
- Bercerita “Pak Pos”
- Bercakap-cakap tentang
kegiatan hari ini
- Salam, berdoa dan pulang
|
Benda-benda pos
|
Unjuk Kerja
|
Keterangan :
·
Berkembang sangat baik
ü
Berkembang sesuai dengan harapan
o Masih
perlu bimbingan
……, ……….2011.
Mengetahui :
Kepala PAUD ……………
Guru Kelompok A,
………………………..
………………….
NIP. NIP.
c. Contoh
Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran
Kelompok : A 1
Semester/Minggu : II/II
Tema/Sub
Tema : Komunikasi/benda-benda Pos
Hari/Tanggal : …………………2011
Waktu : 07.30 – 10.00 WIB
Indikator
- Menceritakan tentang pengalaman/kejadian
secara sederhana (Bhs)
- Menjawab pertanyaan tentang
keterangan/informasi secara sederhana (Bhs)
- Membungkukkan badan (Fisik/Motorik)
- Mengerjakan maze/mencari jejak yang
sederhana (Kog)
- Mewarnai bentuk gambar sederhana (seni)
- Meniru melipat kertas (Fisik/Motorik)
- Menghubungkan tulisan sederhana dengan
simbul yang melambangkannya (Bhs)
- Menciptakan dua bentuk bangunan dari balok
(Seni)
- Membedakan konsep cepat dan lambat (Kog)
- Mendengarkan
cerita (Bhs)
- Berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan
kegiatan (pembiasaan)
1. Kegiatan
sebelum masuk
Setelah bel
berbunyi anak-anak berbaris sesuai dengan kelompok. Guru meminta salah satu
anak untuk menyiapkan barisan, kemudian mengajak anak bernyanyi bersama,
kemudian meminta seluruh anak masuk kelas dengan tertib.
2. Kegiatan awal
/ pendahuluan (± 30 menit)
Guru bersama anak masuk ke dalam kelas
kemudian duduk membentuk lingkaran di atas karpet, tikar atau alas lainnya
sesuai dengan kondisi sekolah. Dalam aktivitas ini guru ikut bersama anak
membentuk lingkaran (bukan berada di tengah lingkaran). Kegiatan ini bertujuan
agar anak dapat saling bertatapan satu sama lain. Kemudian guru mengajak anak
menyanyi dan berdoa sesuai dengan kebiasaan yang dikembangkan di PAUD Pengembangan Pembiasaan). Setelah menyanyi,
guru mengucap salam.
3. Kegiatan Inti
(± 60 menit)
Anak-anak
berkumpul lagi dalam posisi duduk menghadap ke arah guru. Iri menjelaskan
secara rinci kegiatan di 6 area yang akan dibuka, yaitu Area IPA, Area Seni, Area Motorik
Halus, Area Matematika, Area Bahasa, dan Area Balok.
4. Istirahat/Makan
(± 30 menit)
Kegiatan ini juga merupakan salah satu
proses pembelajaran tentang etika makan, kebiasaan hidup sehat, pola makan
sehat, kebiasaan berbagi dengan teman, bersyukur kepada Tuhan. Kegiatan makan
bersama ini diawali dan ditutup dengan doa.
5. Kegiatan
Akhir (± 30 menit)
Pada
kegiatan akhir ini, guru menanyakan kembali kepada anak perihal rangkaian
kegiatan yang telah dilaksanakan hari itu. Pertanyaan tersebut misalnya :
- Siapa
yang sudah mengerjakan mencari jejak ke kantor pos?
- Siapa
yang sudah membuat telpon-telponan?
Guru misalnya dapat menggunakan boneka
gajah atau lumba-lumba. Selanjutnya guru menawarkan kepada anak-anak. Misalnya
kemudian guru bercerita dengan boneka gajah.
Usai bercerita guru mengakhiri pembelajaran
dengan mengajak anak-anak bernyanyi
bersama. Lagu yang biasa dinyanyikan adalah lagu “Selamat Siang”. Dilanjutkan
dengan doa.
D. MODEL
PEMBELAJARAN BERDASARKAN SENTRA
Model
pembelajaran sentra adalah pendekatan pembelajaran yang dalam proses
pembelajarannya dilakukan di dalam “lingkaran” (circle times) dan sentra bermain. Lingkaran adalah saat dimana
guru duduk bersama anak dengan posisi melingkar untuk memberikan pijakan kepada
anak yang dilakukan sebelum dan sesudah bermain. Sentra bermain adalah zona
atau area bermain anak yang dilengkapi dengan seperangkat alat bermain yang
berfungsi sebagai pijakan lingkungan yang diperlukan untuk mengembangkan
seluruh potensi dasar anak didik dalam berbagai aspek perkembangan secara
seimbang. Setiap sentra mendukung perkembangan anak dalam tiga jenis bermain
yaitu bermain sensorimotor atau fungsional, bermain peran dan bermain
konstruktif (membangun pemikiran anak).
Bermain sensorimotor adalah menangkap
rangsangan melalui penginderaan dan menghasilkan gerakan sebagai reaksinya. Anak PAUD belajar melalui panca inderanya dan
melalui hubungan fisik dengan lingkungan mereka. Misalnya menakar air, meremas
kertas bekas, menggunting, dan lain-lain. Bermain peran terdiri dari bermain
peran makro (besar) dan bermain peran mikro/kecil (bermain simbolik, pura-pura,
fantasi, imajinasi, atau bermain drama). Anak bermain dengan benda untuk
membantu menghadirkan konsep yang telah dimiliknya.
Bermain konstruktif menunjukkan
kemampuan anak untuk mewujudkan pikiran, ide, dan gagasannya menjadi sebuah
karya nyata. Ada
dua jenis bermain konstruktif, yaitu bermain konstruktif sifat cair (air,
pasir, spidol, dan lain-lain) dan bermain konstruktif terstruktur (balok-balok,
lego, dan lain-lain). Model bermain seperti tersebut diatas ada yang
menyebutkan sebagai pendekatan bermain
BCCT.
Beyond Centres and Circle Times (BCCT)
Pendekatan ini dikembangkan
berdasarkan pada teori perkembangan anak, teori neuriscience, teori multiple
intellegence, yang dipadukan dengan pengalaman guru. Pendekatan BCCT mencakup
semua aspek perkembangan anak dengan ciri utama pemberian pijakan (scaffolding) untuk membangun konsep,
aturan, ide, dan pengetahuan anak. Pijakan yang dikembangkan dalam pendekatan
BCCT mencakup:
a. Pijakan lingkungan main
b. Pijakan sebelum main
c. Pijakan selama anak main
d. Pijakan setelah main.
Untuk mendukung pendekatan
BCCT maka dalam proses pembelajaran diterapkan konsep densitas dan intensitas
main. Guru, orang tua, dan orang dewasa di sekeliling anak dipandang sebagai
komponen yang sangat berbengaruh bagi perkembangan anak. Dalam pendekatan BCCT
ditekankan bahwa pengalaman main akan tercapai dengan sangat baik bila orang
dewasa mengerti perkembangan anak dan tahap bermain anak serta menggunakannya
untuk mendukung anak kearah keberhasilan pendidikan di tingkat selanjutnya.
Sentra Bermain terdiri dari :
a. Sentra Bahan Alam dan Sains
Bahan-bahan yang diperlukan di sentra ini
adalah daun, ranting, kayu, pasir, air, batu, biji-bijian, dan lain-lain. Alat
yang digunakan diantaranya sekop, saringan, corong, ember, dan lain-lain.
b. Sentra Balok
Sentra balok berisi berbagai macam balok
dalam berbagai bentuk, ukuran,
warna dan tekstur. Disini anak belajar banyak hal dengan cara
menyusun/menggunakan balok, mengembangkan kemampuan logika matematika/berhitung
permulaan, kemampuan berpikir dan memecahkan masalah.
c. Sentra Seni
Bahan-bahan yang diperlukan di sentra ini
adalah kertas, cat air, krayon, spidol, gunting, kapur, tanah liat, pasir,
lilin, kain, daun, potongan-potongan bahan/gambar. Sentra seni memfasilitasi
anak untuk memperluas pengalaman yang dimiliki anak ke dalam karya nyata (hasil
karya) melalui metode proyek.
d. Sentra Bermain Peran
Sentra bermain peran terdiri dari; sentra
bermain peran makro dapat menggunakan anak sebagai model. Sentra bermain peran
mikro misalnya menggunakan boneka, maket meja-kursi, rumah-rumahan dan
sebagainya.
e. Sentra Persiapan
Bahan yang ada pada sentra ini adalah
buku-buku, kartu kata, kartu huruf, kartu angka dan bahan-bahan untuk kegiatan
menyimak, bercakap dan persiapan menulis serta berhitung. Kegiatan yang
dilaksanakan adalah persiapan
membaca permulaan, menulis permulaan serta berhitung permulaan. Mendorong
kemampuan intelektual anak, gerakan otot halus, koordinasi mata-tangan, belajar
keterampilan sosial (berbagi, bernegosiasi
dan memecahkan masalah).
f. Sentra Agama
Bahan-bahan yang disiapkan adalah berbagai
maket tempat ibadah, perlengkapan ibadah, gambar-gambar, buku-buku cerita
keagamaan, dan sebagainya. Kegiatan yang dilaksanakan adalah menanamkan
nilai-nilai kehidupan beragama, keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
g. Sentra Musik
Bahan yang dibutuhkan pada sentra musik,
misalnya botol plastic/beling/kaca, tempurung kelapa, rebana, tutup botol,
triangle, dan lain-lain. Sentra musik memfasilitasi anak untuk memperluas
pengalamannya dalam menggunakan gagasan mereka melalui olah tubuh, bermain
musik dan lagu yang dapat memperluas pengalaman dan pengetahuan anak tentang
irama, birama (ketukan), dan mengenal berbagai bunyi-bunyian dengan menggunakan
alat-alat musik yang mendukung, misalnya pianika, piano, rebana, dan lain-lain.
Untuk membangun konsep dan
memberikan gagasan pada peserta didik dalam model pembelajaran sentra, guru
memberikan 4 pijakan. Pijakan (scaffolding
process) adalah dukungan yang berubah-ubah yang disesuaikan dengan
perkembangan untuk mencapai perkembangan yang lebih tinggi. Ada empat jenis
pijakan yaitu pijakan lingkungan bermain, pijakan sebelum bermain, pijakan
selama bermain, dan pijakan setelah bermain. Pijakan sebelum bermain merupakan
kegiatan awal dimana guru memberikan gagasan sebelum anak melakukan kegiatan
bermain di sentra.
1. Pengelolaan
Kelas
Pengelolaan
kelas model pembelajaran sentra meliputi pengelolaan secara klasikal, kelompok,
dan individual.
Pada saat kegiatan pembukaan, saat kegiatan penutup, dan saat makan bersama,
guru menggunakan pengelolaan secara klasikal, tetapi pada saat kegiatan inti
menggunakan pengelolaan secara kelompok atau individual. Untuk itu, hal-hal yang
dilakukan oleh guru adalah sebagai berikut :
- Sentra
bermain dirancang dan direncanakan, sehingga semua peserta didik dapat
mengikuti kegiatan untuk mencapai tahap perkembangan.
- Kegiatan
pembelajaran dilengkapi dengan sentra-sentra yang diperlukan hari itu
- Jumlah
dari kegiatan dan ragam kesempatan masing-masing sentra sesuai dengan kegiatan
yang dilakukan dan jumlah anak
- Ada kesesuaian antara
pijakan, sentra, dan alat yang akan dipergunakan dalam pembelajaran
2. Langkah-Langkah
Kegiatan
a. Penataan Lingkungan Bermain
Guru
menempatkan alat dan bahan bermain yang akan digunakan yang mencerminkan
rencana pembelajaran yang telah dibuat sehingga tujuan anak selama bermain
dengan alat tersebut dapat dicapai.
b. Kegiatan Sebelum Masuk Kelas/Penyambutan Anak
(10 menit)
Guru
menyambut kedatangan anak dengan tegur sapa senyum dan salam. Kondisi awal yang
harus diketahui guru dari peserta didik saat datang adalah ekspresif emosi yang
menunjukkan rasa nyaman berada di sekolah. Bila kondisi ekspresif emosi anak
saat datang menunjukkan kesedihan/murung, maka guru perlu menetralisir emosi
anak terlebih dahulu dengan kegiatan transisi, seperti membaca buku cerita, puzzle, dan sebagainya.
c. Pembukaan/Pengalaman Gerakan Kasar (20 menit)
Guru
menyiapkan seluruh anak dalam lingkaran. Kegiatan pembuka dapat berupa gerak
musik, permainan, dan jurnal, dan sebagainya.
Anak dikondisikan duduk melingkar (circle time). Dalam setiap kelompok
melakukan kegiatan berdoa, diskusi tema, membacakan buku cerita yang
berhubungan dengan tema pada hari itu.
d. Transisi (10 menit)
Selesai
pembukaan, anak-anak diberi waktu untuk “pendinginan” dengan cara bernyanyi
dalam lingkaran, atau membuat permainan tebak-tebakan. Tujuannya agar anak
kembali tenang. Setelah tenang, anak secara bergiliran dipersilahkan untuk
minum atau ke kamar kecil. Gunakan kesempatan
ini untuk melatih kebersihan diri anak. Kegiatannya dapat berupa cuci tangan,
cuci muka, cuci kaki maupun buang air kecil.
e. Kegiatan Inti (90 menit)
1. Pijakan pengalaman sebelum bermain (15 menit)
Guru dan anak duduk melingkar,
guru memberi salam pada anak-anak, menanyakan kabar anak-anak, dan dilanjutkan
dengan kegiatan :
a. Guru
meminta anak untuk memperhatikan siapa teman mereka yang tidak hadir. Minta
anak mengambil “nama teman” dan
menempelkan ke papan absen, atau membalik, atau menunjukkan.
b. Berdoa
bersama, anak secara bergilir memimpin doa.
c. Guru
menyampaikan teman hari ini dan dikaitkan dengan kehidupan anak.
d. Guru
membacakan buku yang terkait dengan tema. Setelah selesai, guru menanyakan
kembali isi cerita.
e. Guru
mengaitkan isi cerita dengan kegiatan bermain yang akan dilakukan anak.
f. Guru
mengenalkan semua tempat dan alat bermain yang sudah disiapkan.
g. Dalam
memberi pijakan, guru harus mengaitkan kemampuan apa yang diharapkan muncul
pada anak, sesuai rencana pembelajaran yang telah disusun.
h. Guru
menyampaikan bagaimana aturan bermain (digali dari anak), memilih teman
bermain, memilih alat bermain, cara menggunakan alat-alat, kapan memulai dan
mengakhiri bermain, serta merapikan kembali alat yang sudah dimainkan.
i. Guru
mengatur teman lain dengan memberi kesempatan kepada anak untuk memilih teman
mainnya.
j. Setelah
anak siap bermain, guru mempersalahkan anak untuk mulai bermain.
2. Pijakan
Pengalaman Selama Bermain (60 menit)
a. Guru
mengamati dan memastikan semua anak melakukan kegiatan bermain
b. Memberi
contoh cara bermain pada anak yang belum bisa menggunakan bahan/alat
c. Memberi
dukungan berupa pernyataan positif tentang pekerjaan yang dilakukan anak
d. Memancing
dengan pertanyaan terbuka untuk memperluas cara bermain anak. Pertanyaan
terbuka artinya pertanyaan yang tidak cukup dengan dijawab ya atau tidak saja,
tetapi banyak kemungkinan jawaban yang dapat diberikan anak
e. Memberikan
bantuan pada anak yang membutuhkan
f. Mendorong
anak untuk mencoba dengan cara lain, sehingga anak memiliki pengalaman bermain
yang kaya
g. Mencatat
yang dilakukan anak (jenis bermain, tahap perkembangan, tahap sosial)
h. Mengumpulkan
hasil kerja anak. Jangan lupa mencatat nama dan tangga di lembar kerja anak
i. Bila
waktu tinggal 5 menit, guru memberitahukan pada anak-anak untuk bersiap-siap
menyelesaikan kegiatan mainnya
3. Pijakan
Pengalaman Setelah Bermain (15 menit)
Apabila waktu bermain selesai,
guru memberitahukan saatnya membereskan alat dan bahan yang sudah digunakan
dengan melibatkan anak-anak
f. Makan Bersama (10 menit)
1. Usahakan setiap pertemuan ada kegiatan makan
bersama. Jenis makanan berupa kue atau makanan lainnya yang disiapkan sekolah
atau yang dibawa oleh masing-masing anak.
2. Sebelum
makan bersama, guru mengecek apakah ada anak yang tidak membawa makanan. Jika
ada tanyakan siapa yang mau berbagi makanan pada temannya.
3. Guru
memberitahukan jenis makanan yang baik dan kurang baik.
4. Jadikan
waktu makan bersama sebagai pembiasaan tata cara makan yang baik (adab makan).
5. Libatkan
anak untuk membereskan bekas makanan dan membuang bungkus makanan ke tempat
sampah.
g. Kegiatan Penutup (10 menit)
1. Setelah semua anak berkumpul membentuk
lingkaran, guru mengajak anak menyanyi atau membaca puisi.
2. Guru
memberi kesempatan kepada anak secara bergiliran untuk memimpin doa penutup.
3. Untuk
menghindari berebut saat pulang, digunakan urutan berdasarkan warna baju, usia,
atau cara lain untuk keluar dan bersalaman lebih dahulu.
3. Penilaian
Selama
kegiatan belajar mengajar berlangsung, guru hendaknya mencatat segala hal yang
terjadi, baik terhadap program kegiatan maupun terhadap perkembangan peserta
didik. Segala catatan guru digunakan sebagai bahan masukan bagi keperluan
penilaian. Setiap semester, hasil laporan perkembangan anak dilaporkan kepada
orang tua secara lisan dan tertulis berupa rapor dalam bentuk narasi.
a. Contoh
pelaksanaan model pembelajaran berdasarkan sentra
1. Contoh
perputaran sentra yang akan dimasuki peserta didik pada sebuah PAUD
Jika dalam sebuah PAUD memiliki 3 kelompok belajar yang diberi nama-nama warna dasar, misalnya
kelompok A ada 2 kelompok A Merah, kelompok A Kuning, dan kelompok B Biru. PAUD tersebut dalam contoh memiliki 3
sentra sebagai pusat belajar, seperti sentra bahan alam, sentra bermain peran
makro, dan sentra balok, maka guru dapat membuat jadual perputaran sentra yang
dibuka dalam 1 hari sesuai kondisi di PAUD tersebut.
Contoh jadwal dimaksud adalah seperti dibawah ini :
Tabel Jadwal Pembelajaran di PAUD Menurut
Kelompok Belajar dan Sentra
Hari
|
Sentra Bahan Alam
|
Sentra Bermain Peran Makro
|
Sentra Balok
|
Senin
|
A. Merah
|
B. Biru
|
A. Kuning
|
Selasa
|
A. Kuning
|
A. Merah
|
B. Biru
|
Rabu
|
B. Biru
|
A. Kuning
|
A. Merah
|
Kamis
|
A. Merah
|
B. Biru
|
A. Kuning
|
Jum’at
|
A. Kuning
|
A. Merah
|
B. Biru
|
Sabtu
|
B. Biru
|
A. Kuning
|
A. Merah
|
Keterangan :
Selama 1 minggu efektif setiap kelompok
mengalami 2 x bermain di
setiap sentra.
2. Contoh
Pelaksanaan Pembelajaran di Sentra Bahan Alam
Rencana Kegiatan Harian (RKH)
Kelompok/Sentra : A.
Merah/Bahan Alam
Sem/Minggu
Ke : II/15
Hari/tanggal : Senin/ ………. 2011
Waktu : 07.30 – 10.00
Tema : Tanaman
Sub Tema : Macam-Macam Tanaman
Indikator :
1. Menyebutkan ciptaan-ciptaan Tuhan (Pembiasaan)
2. Mendengarkan
cerita dan menceritakan kembali cerita secara sederhana (Bahasa)
3. Menggunting bebas (dengan berbagai media
berdasarkan bentuk/pola : lurus, lengkung, gelombang, zig-za, lingkaran,
segiempat, segitiga) (Fisik/Motorik)
4. Mencoba dan menceritakan apa yang terjadi jika
: warna dicampur, proses pertumbuhan tanaman (biji-bijian, umbi-umbian,
batang-batangan), balon ditiup lalu dilepaskan, benda-benda dimasukkan ke dalam
air (terapung, melayang, tenggelam), benda-benda yang dijatuhkan (gravitas),
percbaan dengan magnit, mengamati benda dengan kaca pembesar, mencoba dan
membedakan bermacam-macam rasa, mencium macam-macam bau, mendengarkan
macam-macam suara/bunyi (Kognitif)
5. Membuat berbagai bentuk menggunakan plastisin,
playdough/tanah liat, pasir.
(Fisik/Motorik)
6. Melukis dengan jari/finger painting (Seni)
7. Mengisi wadah dengan air, pasir, biji-bijian,
beras, dan lain-lain (Kognitif)
8. Menyanyikan lagu anak-anak (Seni)
Indikator
|
Kegiatan Pembelajaran
|
Alat/Sumber Belajar
|
Penilaian Perkembangan Anak
|
|
Alat/Teknik
|
Hasil
|
|||
1. Menyebutkan ciptaan-ciptaan
Tuhan (Pembiasaan)
|
Kegiatan Sebelum masuk kelas (Penyambutan Anak)
Salam berbaris dan berdo’a
sebelum kegiatan bermain
|
-
|
||
2. Mendengarkan cerita dan
menceritakan kembali cerita secara sederhana (Bahasa)
|
Kegiatan pembukaan (20 menit) :
Tanya jawab, story reading sesuai tema dan
pengkondisian anak
|
Buku cerita
|
||
Transisi (10 menit)
|
||||
Kegiatan Inti/Sentra (90 menit) :
|
||||
3. Menggunting bebas (dengan
berbagai media berdasarkan bentuk/pola : lurus, lengkung, gelombang, zig-zag,
lingkaran, segiempat, segitiga) (Fisik/Motorik)
4. Mencoba dan menceritakan apa
yang terjadi jika : warna dicampur, proses pertumbuhan tanaman
(biji-bijian, umbi-umbian, batang-batangan), balon ditiup lalu dilepaskan,
benda-benda dimasukkan ke dalam air (terapung, melayang, tenggelam),
benda-benda yang dijatuhkan (gravitasi), percobaan dengan magnit, mengamati
benda dengan kaca pembesar, mencoba dan membedakan bermacam-macam rasa,
mencium macam-macam bau, mendengarkan macam-macam suara/bunyi (Kognitif)
5. Membuat berbagai bentuk
menggunakan plastisin, playdough/tanah
liat, pasir. (Fisik/Motorik)
6. Melukis dengan jari/finger painting (Seni)
7. Mengisi wadah dengan air, pasir, biji-bijian, beras dan lain-lain
(Kognitif)
|
4 menggunting bentuk
|
4 gunting, bermacam-macam
pola bentuk, amplop tempat hasil karya anak
|
||
4 menakar air
|
2 bak air besar, 4 corong,
4 gelas plastik, 4 botol plastik dengan berbagai macam ukuran (besar, sedang,
dan kecil)
|
|||
4 merobek daun
|
Merobek daun 4 nampan dan
daun pisang, 4 piring kecil tempat hasil robekan
|
|||
4 meremas daun dan
menyaring
|
Meremas daun dan menyaring
nampan, daun kembang sepatu, 4 saringan, 4 gelas plastik, 4 mangkok plastik
kecil
|
|||
4 tanah liat
|
Tanah liat 4 piring
plastik tempat tanah liat, 4 rol gilingan kue, 4 papan alas
|
|||
3 mencetak pasir basah
|
Mencetak pasir basah Bak
Pasir besar, bermacam ukuran cetakan kue, 3 nampan, 3 piring kecil
|
|||
3 menjepit jemuran
|
Menjepit jemuran, jepitan
jemuran dengan berbagai warna, 3 tali jemuran, daun berbagai warna, bentuk
dan ukuran
|
|||
4 menakar biji-bijian
|
Menakar biji-bijian,
kacang hijau, 4 sendok berbagai ukuran dan bentuk, 4 gelas plastik kecil, 4
takaran dengan berbagai ukuran, 4 sapu kecil
|
|||
4 finger painting
|
Finger painting, bubur warna dasar merah, kuning, hijau, 4 kertas bekas kalender, 4
nampan, lap tangan, air untuk cuci tangan
|
|||
4 melukis
|
Melukis, 4 papan
lukis/meja, 4 kuas berbagai ukuran, wadah tempat cat air, cat air warna dasar
(dari tepung terigu dan pewarna makanan)
|
|||
4 percobaan menanamkan
kacang hijau
|
Percobaan menanam kacang
hijau Gelas plastik kecil sejumlah anak dan transparan, kapas, air, kacang
hijau, sendok kecil
|
3 mencuci piring
|
Mencuci piring, 3 piring
plastik berbagai ukuran, 3 gelas plastik berbagai ukuran, 3 sendok plastik, 3
nampan, spon cuci piring/sabut kelapa
|
|||
Makan Bersama (10 menit)
|
||||
8. Menyanyikan lagu
anak-anak (seni)
|
Kegiatan Penutup (10 menit)
|
|||
Bercakap-cakap, berdoa,
bernyanyi, pulang
|
Surabaya,
……………….. 2011
Mengetahui
:
Kepala PAUD …………
Guru Kelas ,
……………………….. ………………………….
NIP.
NIP.
Kegiatan Inti (Sentra) : Sentra
bahan Alam
Pijakan lingkungan bermain :
Jumlah peserta didik 15
anak
Densitas 12 ragam
kegiatan, 3 x 15 anak = 45 kesempatan
a. 4 menggunting bentuk
b. 4 menakar air
c. 4 merobek daun
d. 4 meremas daun dan menyaring
e. 4 menciptakan bentuk dari tanah liat
f. 3 mencetak pasir basah
g. 3 menjepit jemuran
h. 4 menakar biji-bijian
i. 4 finger painting
j. 4 melukis
k. 4 percobaan menanam kacang hijau
l. 3 mencuci piring
Alat dan bahan yang digunakan di sentra
bahan alam sesuai dengan ragam bermain yang disiapkan :
a. 4 menggunting bentuk
4 gunting, bermacam-macam pola bentuk,
amplop tempat hasil karya anak
b. 4 menakar air
2 bak air besar, 4 corong, 4 gelas plastik, 4 botol plastik
dengan berbagai macam ukuran (besar, sedang dan kecil).
c. 4 merobek daun
4 nampan dan daun pisang,
4 piring kecil tempat hasil robekan
d. 4 meremas daun dan menyaring
4 nampan, daun kembang sepatu, 4 saringan, 4 gelas plastik, 4 mangkok plastik kecil
e. 4 tanah liat
Tanah liat, 4 piring plastik tempat tanah liat, 4 rol gilingan
kue, 4 papan alas
f. 3 mencetak pasir basah
Jepitan jemuran dengan berbagai warna, 3 tali jemuran, daun
berbagai warna, bentuk dan ukuran
h. 4 menakar biji-bijian
Kacang hijau, 4 sendok berbagai ukuran dan bentuk, 4 gelas
plastik kecil, 4 takaran dengan berbagai ukuran, 2 sapu kecil
i. 4 finger painting
Bubur warna dasar merah, kuning, hijau, 4 kertas bekas kalender,
4 nampan, lap
tangan, air untuk cuci tangan
j. 4 melukis
4 papan lukis/meja, 4 kuas berbagai ukuran, wadah tempat cat
air, cat air warna dasar (dari tepung terigu dan pewarna makanan)
k. 4 percobaan menanam kacang hijau
Gelas plastik kecil sejumlah anak dan transparan, kapas, air,
kacang hijau, sendok kecil
l. 3 mencuci piring
3 piring plastik berbagai ukuran, 3 gelas
plastik berbagai ukuran, 3 sendok plastik, 3 nampan, spon cuci piring/sabut kelapa
3. Contoh Pelaksanaan
Pembelajaran di Sentra Bahan Alam
Rencana Kegiatan Harian (RKH)
Kelompok/Sentra : A.
Kuning/Bermain Peran Makro
Sem/Minggu
Ke : II/15
Hari/tanggal : Senin/ ………… 2011
Waktu : 07.30 – 10.00
Tema : Tanaman
Sub Tema : Macam-Macam Tanaman
Indikator :
1. Berdoa
sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan (Pembiasaan)
2. Meminta tolong dengan baik, mengucapkan salam (Pembiasaan)
3. Menyebutkan nama diri, nama orang
tua, jenis kelamin, alamat rumah secara sederhana (Bahasa)
4. Mengembalikan mainan pada tempatnya setelah digunakan (Pembiasaan)
5. Membilang dengan menunjuk benda, atau mengenal konsep bilangan
dengan benda sampai 5 (Kognitif)
6. Menyebut urutan
bilangan 1 – 10 (kognitif)
7. Meniru melipat kertas sederhana, 1 – 6 lipatan (fisik motorik)
8. Menirukan gerakan
tanaman yang terkena angin sepoi-sepoi dan kencang (Fisik/motorik)
9. Menyanyikan lagu anak-anak (seni)
Indikator
|
Kegiatan Pembelajaran
|
Alat/Sumber Belajar
|
Penilaian Perkembangan Anak
|
|
Alat
|
Hasil
|
|||
1. Menirukan gerakan tanaman
yang terkena angin sepoi-sepoi dan kencang (Fisik/motorik)
|
Kegiatan Sebelum masuk kelas (Penyambutan Anak)
Salam berbaris dan berdo’a
sebelum kegiatan bermain
|
-
|
||
2. Meminta tolong dengan baik, mengucapkan salam (Pembiasaan)
|
Kegiatan pembukaan (20 menit)
Tanya jawab, story reading sesuai tema dan
pengkondisian anak
|
Buku cerita
|
||
Transisi (10 menit)
|
||||
Kegiatan Inti/Sentra (90 menit) :
|
||||
3. Berdoa sebelum dan sesudah
melaksanakan kegiatan (Pembiasaan)
4. Menyebutkan nama diri,
nama orang tua, jenis kelamin, alamat rumah secara sederhana (Bahasa)
5. Mengembalikan mainan pada
tempatnya setelah digunakan (Pembiasaan)
6. Membilang dengan menunjuk
benda, atau mengenal konsep bilangan dengan benda sampai 5 (Kognitif)
7. Menyebut urutan bilangan 1 –
10 (Kognitif)
8. Menyebutkan urutan bilangan
1 – 10 (Kognitif)
|
Bertamu/silaturrahmi
|
1 set sofa tamu untuk
4 anak, telepon
|
||
Makan bersama
|
1 set kursi akan untuk 6
anak, alat makan : piring, gelas, sendok, garpu, teko, sangku nasi
|
|||
Memasak
|
1 kompor, 2 jongkok,
lemari dapur, alat memasak : 1 panci, 1 penggorengan, 2 sodet/centong
|
|||
Aktivitas jual beli
(menjual dan membeli)
|
Sayuran, buah-buahan,
ikan, daging ayam (pura-pura), mesin kasir, botol minuman bekas, kotak makan
dan kotak susu bekas, 1 kursi dan meja kasir, plastik, meja untuk menata
barang-barang dagangan.
|
|||
Aktivitas di Bank
|
Meja, kursi, kertas,
spidol krayon, uang pura-pura.
|
|||
Aktivitas rumah sakit
|
1 kasur, botol obat-obatan
dari bahan plastik (bekas), kertas, krayon, spidol, meja dan kursi
pendaftaran, pesawat telepon, alat periksa dll.
|
|||
Kendaraan
|
1 alat setir, 1 kursi
sebagai jok sopir, 4 kursi sebagai mobil, lampu lalu lintas dari bahan kardus
bekas
|
|||
Mushala
|
Mimbar, sajadah, alat
shalat muslim/muslimah, keran wudhu dari kardus bekas
|
|||
Makan Bersama (10 menit)
|
||||
9. Menyanyikan lagu anak-anak
(seni)
|
Kegiatan Penutup (10 menit) :
Bercakap-cakap, berdoa,
bernyanyi, pulang
|
Surabaya, …………….. 2011
Mengetahui :
Kepala PAUD ……………
Guru Kelas ,
………………………..
………………………….
NIP. NIP.
4. Contoh
Pelaksanaan Pembelajaran di Sentra Balok
Rencana Kegiatan Harian (RKH)
Kelompok/Sentra : B
Biru/Balok
Sem/Minggu
Ke : II/15
Hari/tanggal : Senin/ ………….. 2011
Waktu : 07.30 – 10.00
Tema : Tanaman
Sub Tema : Macam-Macam Tanaman
Indikator :
1. Berdoa
sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan (Pembiasaan)
2. Menceritakan pengalaman/kejadian sederhana (Bahasa)
3. Melaksanakan tugas yang diberikan guru (Pembiasaan)
4. Mengembalikan mainan pada tempatnya setelah digunakan (Pembiasaan)
5. Membilang dengan menunjuk benda atau mengenal konsep bilangan
dengan benda sampai 5 (Kognitif)
6. Menyebut urutan
bilangan 1 – 10 (Kognitif)
7. Menunjuk kumpulan benda yang sama jumlahnya, yang tidak sama, lebih
banyak atau lebih sedikit (Kognitif)
8. Mampu mengerjakan tugas sendiri (Pembiasaan)
9. Menirukan gerakan
tanaman yang terkena angin; sepoi-sepoi dan kencang (fisik motorik)
10. Menyanyikan lagu
anak-anak (seni)
Indikator
|
Kegiatan Pembelajaran
|
Alat/Sumber Belajar
|
Penilaian Perkembangan Anak
|
|
Alat
|
Hasil
|
|||
Kegiatan Sebelum masuk kelas (Penyambutan Anak)
|
||||
1. Menirukan gerakan tanaman
yang terkena angin sepoi-sepoi dan kencang (Fisik/motorik)
|
Salam berbaris dan berdo’a
sebelum kegiatan bermain
|
-
|
||
Kegiatan pembukaan (20 menit) :
|
||||
2. Menceritakan
pengalaman/kejadian sederhana (Bahasa)
|
Tanya jawab, story reading sesuai tema dan
pengkondisian anak
|
Buku cerita
|
||
Transisi (10 menit)
|
||||
Kegiatan Inti/Sentra (90 menit) :
|
||||
3. Berdoa sebelum dan sesudah
melaksanakan kegiatan (Pembiasan)
|
Bercerita tentang macam
bangunan sesuai tema
|
Buku cerita bangunan
Papan alas
|
||
4. Melaksanakan tugas yang
diberikan guru (Pembiasaan)
|
Mengambil balok
|
Balok-balok natural
berbagai bentuk dan ukuran
|
||
5. Mampu mengerjakan tugas
sendiri (Pembiasaan)
|
Membangun
|
Balok bernuansa agama
Aksesories : boneka orang
muslim/muslimah (Dewasa & anak-anak), binatang, tanaman, kendaraan, rambu
lalu lintas
|
||
6. Membilang dengan menunjuk
benda atau mengenal konsep bilangan dengan benda sampai 5 (Kognitif)
|
||||
7. Menyebut urutan bilangan 1 –
10 (Kognitif)
|
Memberi tanda bangunan
|
Kertas, krayon, spidol,
gunting, selotip
|
||
8. Menunjuk kumpulan benda yang
sama jumlahnya, yang tidak sama, lebih banyak atau lebih sedikit (Kognitif)
|
Bermain peran mikro
|
|||
9. Mengembalikan mainan pada
tempatnya setelah digunakan (Pembiasaan)
|
Beres-Beres
Menceritakan pengalaman
bermain
|
|||
Makan Bersama (10 menit)
|
||||
Kegiatan Penutup (10 menit) :
|
||||
10. Menyanyikan lagu anak-anak (seni)
|
Bercakap-cakap, berdoa,
bernyanyi, pulang
|
Surabaya, ……………. 2011
Mengetahui :
Kepala PAUD…………… Guru Kelas ,
……………………….. ………………………….
NIP.
NIP.
Penilaian
Hasil
observasi semua kegiatan bermain dan sentra dicatat pada buku catatan guru
setiap hari, kemudian hasil catatan setiap hari masing-masing sentra dan
bermain lainnya dirangkum dalam catatan mingguan kemudian hasil mingguan
dirangkum dalam catatan bulanan.
Hasil laporan
perkembangan anak dilaporkan kepada orang tua baik secara lisan dan tertulis.
Orang tua diharapkan dapat melanjutkan apa yang terjadi di PAUD baik dalam proses pembelajaran maupun
pembiasaan sehingga yayasan melatih orang
tua agar dapat mengetahui apa yang diberikan di PAUD dalam memberikan layanan pendidikan. Selain
itu juga masing-masing anak diberi buku penghubung agar orang tua dapat mengetahui perkembangan
putra-putrinya dan memberikan masukan atau tindakan yang akan dilaksanakan
sesuai dengan catatan buku penghubung.
Setiap semester hasil laporan perkembangan
anak dilaporkan kepada orang tua secara tertulis berupa rapor dalam bentuk narasi.
0 Response to "MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF"
Posting Komentar