Bismillah.. Ahlan wa sahlan di Blog Q ,Kumpulan tentang semua tugas Teknologi Pendidikan ya disini tempatnya, Yang Baru yang selalu ditunggu Semoga dapat membawa manfaat...!!!
Terima Kasih Telah sudi mampir di blog saya semoga membawa maslahat,,,,,,,,,, ALAMAT: Trosobo Taman Sidoarjo Jawa Timur. Telp: 085731714992 email:saikhul.arif@gmail.com!!!

Kumpulan Tugas Difusi Inovasi Pendidikan Jurusan Teknologi Pendidikan

Nama : M Saikhul Arif

Nim : 091024255

Ma Kul : Difusi & Inofasi Pendidikan

Tugas ke : 1-9

tugas ke-1

Difusi

Difusi adalah suatu bentuk komunikasi yang bersifat khusus berkaitan dengan penyebaranan pesan-pesan yang berupa gagasan baru, atau dalam istilah Rogers (1961) difusi menyangkut “which is the spread of a new idea from its source of invention or creation to its ultimate users or adopters.”

Rogers dan Shoemaker (1971) menjelaskan bahwa proses difusi merupakan bagian dari proses perubahan sosial

Inovasi

Inovasi merupakan awal untuk terjadinya perubahan sosial, dan perubahan sosial pada dasarnya merupakan inti dari pembangunan masyarakat.

Tahapan dari proses pengambilan keputusan inovasi mencakup:

1. Tahap Munculnya Pengetahuan (Knowledge) ketika seorang individu (atau unit pengambil keputusan lainnya) diarahkan untuk memahami eksistensi dan keuntungan/manfaat dan bagaimana suatu inovasi berfungsi

2. Tahap Persuasi (Persuasion) ketika seorang individu (atau unit pengambil keputusan lainnya) membentuk sikap baik atau tidak baik

3. Tahap Keputusan (Decisions) muncul ketika seorang individu atau unit pengambil keputusan lainnya terlibat dalam aktivitas yang mengarah pada pemilihan adopsi atau penolakan sebuah inovasi.

4. Tahapan Implementasi (Implementation), ketika sorang individu atau unit pengambil keputusan lainnya menetapkan penggunaan suatu inovasi.

5. Tahapan Konfirmasi (Confirmation), ketika seorang individu atau unit pengambil keputusan lainnya mencari penguatan terhadap keputusan penerimaan atau penolakan inovasi yang sudah dibuat sebelumnya.

Contoh

Keberhasilan Pemerintah Orde Baru dalam melaksanakan program Keluarga Berencana (KB). Dalam program tersebut, suatu inovasi yang bernama Keluarga Berencana, dikomunikasikan melalui berbagai saluran komunikasi baik saluran interpersonal maupun saluran komunikasi yang berupa media massa, kepada suatu sistem sosial yaitu seluruh masyarakat Indonesia.

Dan itu terjadi dalam kurun waktu tertentu agar inovasi yang bernama Keluarga Berencana Tersebut dapat dimengerti, dipahami, diterima, dan diimplementasikan (diadopsi) oleh masyarakat Indonesia. Program Keluarga Berencana di Indonesia dilaksanakan dengan menerapkan prinsip difusi inovasi. Ini adalah contoh difusi inovasi, dimana inovasinya adalah suatu ide atau program kegiatan, bukan produk.

Unsur- unsur

1) inovasi;

2) saluran komunikasi;

3) kurun waktu tertentu; dan

4) sistem sosial.

Tugas ke-2

Diseminasi

Suatu kegiatan yang ditujukan kepada kelompok target atau individu agar mereka memperoleh informasi, timbul kesadaran, menerima, dan akhirnya memanfaatkan informasi tersebut.

Contoh

Diseminasi Bank Century dan Sosialisasi Kehumasan BPK RI

Invensi

Invensi adalah penemuan baru yang bermanfaat. Invensi baru dapat disebut sebagai inovasi jika invensi tersebut telah memberikan manfaat yang besar dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat luas (dalam konteks ekonomi).

Invensi dapat berupa ide yang timbul dari pengamatan terhadap alam semesta, studi atau eksperimen,

Invensi timbul dari suatu kegiatan atau pemikiran kreatif.

Invensi adalah ide Inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi dapat berupa produk atau proses, atau penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses. (UU 14 tahun 2001, ps. 1, ay. 2)

Contoh

Hukum Gravitasi Newton adalah invensi yang muncul dari pengamatan visual terhadap buah apel yang jatuh dan bulan yang mengorbit bumi. Invensi memberikan kontribusi terhadap dunia ilmu pengetahuan (invensi).

Pembelajaran Diskoveri atau Inquiri

Hamalik ( 2008 : 134 ), Diskoveri adalah suatu strategi dimana guru mengizinkan agar siswa melakukan penemuan sendiri informasi dalam suasana tradisional padahal analisis yang sederhanan itu hanyalah merupakan pratek suatu strategi yang lebih kompleks.

Sund dalam Suryosubroto ( 2002; 193 ) mengatakan bahwa inkuiri merupakan perluasan proses diskoveri yang digunakan lebih mendalam, sejalan dengan hal tersebut menurut Hamalik ( 2008, 219 ) Pengajaran inkuiri ini dibentuk atas dasar discovery, sebab seorang siswa harus menggunakan kemampuannya berdiskoveri dan kemampuan lainnya.

Contoh

Teknik kloning pada makhluk hidup

Alih Teknologi

Kalau kita bicara mengenai alih teknologi, maka sesungguhnya kita bicara mengenai importasi teknologi dari negara-negara industri, dalam hal ini negara-negara Barat. Kita tidak mengimpor teknologi dari Papua New Guinea, Bangladesh, Sudan, atau Tanzania. (Todung Mulya Lubis, ‘Alih Teknologi: Antara Harapan dan Kenyataan’, dalam Prisma no. 4, April 1987)

Yang dimaksud dengan alih teknologi sebenarnya tak lain dan tak bukan adalah transaksi ekonomi untuk kepentingan dagang.

Contoh

yang terjadi di India adalah tergesernya keahlian kerajinan ukir tradisional akibat pendudukan penjajah. Negara ini diubah menjadi penyedia bahan baku sekaligus pasar bagi Inggris Raya. Karena barang kerajinan jauh lebih baik dan bermutu daripada barang buatan pabrik, demikian pula lebih tinggi ongkos membuat dan memperolehnya, maka orang India terpaksa membeli produk impor dari penjajah. Ini semakin mengokohkan posisi penjajah dan dengan kekerasan mereka menghabisi pengetahuan dan keahlian lokal India. Bahkan mereka memotong tangan para pengrajin ukir di India.

suatu masyarakat petani tradisional yang menggunakan teknologi traktor dalam proses membajak lahan, akan berhadapan dengan buruh ini dan pemilik kerbau sebelumnya.

Modernisasi

Widjojo Nitisastro, modernisasi adalah suatu transformasi total dari kehidupan bersama yang tradisional atau pramodern dalam arti teknologi serta organisasi sosial, ke arah pola-pola ekonomis dan politis.

Soerjono Soekanto, modernisasi adalah suatu bentuk dari perubahan sosial yang terarah yang didasarkan pada suatu perencanaan yang biasanya dinamakan social planning. (dalam buku Sosiologi: suatu pengantar)

Contoh

pada zaman dahulu untuk membeli pakaian cukup dipasar akan tetapi dengan adanya modernisasi ini masyarakat lebih banyak berbelanja di Mall/ super market

Everett Rogers mengemukakan tentang empat komponen difusi, yaitu:

  1. Unsur inovasi itu sendiri;
  2. Pihak yang memiliki pengetahuan/ pengalaman terhadap inovasi tersebut;
  3. Pihak yang belum memiliki pengetahuan/ pengalaman terhadap inovasi yang akan disampaikan;
  4. Saluran komunikasi yang menghubungkan antara pihak penyampai dan penerima inovasi.

tugas ke-3

Atribut Inovasi

1. Relative Advantage

2. Compatibility

3. Complexity

4. Trialibility

5. Observability

1. Kondisi dimana inovasi dipandang lebih baik dari ide sebelumnya,yang nampak dari keuntungan ekonomis, pemberian status, atau cara lainnya

2. Keadaan dimana suatu inovasi dipandang konsisten dengan nilai-nilai yang ada, pengalaman masa lalu, dan kebutuhan potensil adopter, atau inovasi itu dipandang sesuai dengan : 1) Socio cultural value and belief; 2) Previously introduces idea; 3) Clients needs for innovation

3. Keadaan dimana inivasi dipandang secara relative sulit difahami dan digunakan. Keadaan ini berpengaruh negatif terhadap tingkat adopsi.

4. Keadaan dimana suatu inovasi dapat diuji secara terbatas, kondisi ini berhubungan positif dengan tingkat adopsi.

5. Keadaan dimana hasil suatu inovasi dapat dilihat orang lain. Kondisi ini berhubungan secara positif dengan tingkat adopsi

§ Disamping hal tersebut di atas tingkat adopsi juga dipengaruhi oleh :

1. Tipe keputusaninovasi (optional, kolektif, otoritas)

2. Communication (Saluran komunikasi)

3. Nature of Sosial system ( Norma, tingkat hubungan sosial)

4. Extent of Change agents (upaya promosi)

5. Menurut teori Granovetter individu cenderung terkait dengan orang yang secara fisik dekat dan menurut atribut-atribut seperti kepercayaan, pendidikan dan status sosial relatif sama (homofili; kontras dengan heterofili di mana atribut-atribut tersebut relatif beda).

Karakteristik Inovasi

Menurut Miles karakteristik inovasi adalah

o Deliberate

o Novel

o Specific

o Direction to goal attaintment

1)keunggulan relatif (relative advantage),

Keunggulan relatif adalah derajat dimana suatu inovasi dianggap lebih baik/unggul dari yang pernah ada sebelumnya. Hal ini dapat diukur dari beberapa segi, seperti segi eknomi, prestise social, kenyamanan, kepuasan dan lain-lain. Semakin besar keunggulan relatif dirasakan oleh pengadopsi,semakin cepat inovasi tersebut dapat diadopsi.

2)kompatibilitas (compatibility),

kekonsistenannya dengan nilai yang dianut

Kompatibilitas adalah derajat dimana inovasi tersebut dianggap konsisten dengan nilai-nilai yang berlaku, pengalaman masa lalu dan kebutuhan pengadopsi. Sebagai contoh, jika suatu inovasi atau ide baru tertentu tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku, maka inovasi itu tidak dapat diadopsi dengan mudah sebagaimana halnya dengan inovasi yang sesuai (compatible).

3)kerumitan (complexity),

tingkat kemudahan untuk dipahami

Kerumitan adalah derajat dimana inovasi dianggap sebagai suatu yang sulit untuk dipahami dan digunakan. Beberapa inovasi tertentu ada yang dengan mudah dapat dimengerti dan digunakan oleh pengadopsi dan ada pula yang sebaliknya. Semakin mudah dipahami dan dimengerti oleh pengadopsi, maka semakin cepat suatu inovasi dapat diadopsi.

4) kemampuan diuji cobakan (trialability) dan

kedapat-dicobaannya dalam skala kecil

Kemampuan untuk diuji cobakan adalah derajat dimana suatu inovasi dapat diuji-coba batas tertentu. Suatu inovasi yang dapat di uji-cobakan dalam seting sesungguhnya umumnya akan lebih cepat diadopsi. Jadi, agar dapat dengan cepat diadopsi, suatu inovasi sebaiknya harus mampu menunjukan(mendemonstrasikan) keunggulannya.

5)kemampuan diamati (observability).

Keterlihatannya oleh orang/ pihak lain.

Kemampuan untuk diamati adalah derajat dimana hasil suatu inovasi dapat terlihat oleh orang lain. Semakin mudah seseorang melihat hasil dari suatu inovasi, semakin besar kemungkinan orang atau sekelompok orang tersebut mengadopsi. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin besar keunggulan relatif; kesesuaian (compatibility); kemampuan untuk diuji cobakan dan kemampuan untuk diamati serta semakin kecil kerumitannya, maka semakin cepat kemungkinan inovasi tersebut dapat diadopsi.

Tugas ke-4

Tahap Proses Adopsi Dalam Inovasi

Penjelasan

1. Awareness / Kesadaran

2. Interest,

3. Evalution

4. Trial / Mencoba

5. Adoption / Menerima / Menerapkan

Kesadaran, yaitu sasaran mulai sadar tentang adanya inovasi yang ditawarkan oleh penyuluh.

Tumbuhnya minat yang seringkali ditandai oleh keinginannya untuk bertanya atau untuk mengetahui lebih banyak/jauh tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan inovasi yang ditawarkan oleh penyuluh.

Penilaian terhadap baik/buruk atau manfaat inovasi yang telah diketahui informasinya secara lebih lengkap. Pada penilaian ini, masyarakat sasaran tidak hanya melakukan penilai-an terhadap aspek teknisnya saja, tetapi juga aspek ekonomi, maupun aspek-aspek sosial budaya, bahkan seringkali juga ditinjau dari aspek politis atau kesesuaiannya dengan kebijakan pembangunan nasional dan regional.

Mencoba dalam skala kecil untuk lebih meyakinkan penilaiannya, sebelum menerapkan untuk skala yang lebih luas lagi.

Menerima/menerapkan dengan penuh keyakinan berdasarkan penilaian dan uji coba yang telah dilakukan/diamati-nya sendiri.

Tugas Ke-5

Proses Keputusan Inovasi

Penjelasan

A. Tahap Pengetahuan

B. Tahap Persuasi

C. Tahap Keputusan

D. Tahap Implementasi

E. Tahap Konfirmasi

Kita menganggap proses keputusan-inovasi dimulai dengan tahap pengetahuan yang diawali ketika individu (atau unit pembuatan keputusan lainnya) dihadapkan pada keberadaan inovasi dan memperoleh sejumlah pemahaman mengenai bagaimana inovasi itu berfungsi. Pengetahuan keberadaan inovasi ini dapat menciptakan motivasi untuk pengambilannya.

Pada tahap persuasi dalam proses keputusan-inovasi, individu membentuk sikap yang mendukung atau tidak mendukung terhadap inovasi. Pada tahap persuasi individu menjadi secara lebih psikologi terlibat dengan inovasi; dia secara aktif mencari informasi mengenai gagasan baru. Persepsi selektif penting untuk menentukan prilaku individu pada tahap persuasi, dimana persepsi umum inovasi pada tahap ini dikembangkan. Sifat-sifat yang ditanggapi dari suatu inovasi sebagai manfaat relatifnya, kekompakannya, dan kekomplekannya terutama penting pada tahap ini.

Tahap keputusan dalam proses keputusan-inovasi terjadi ketika individu (atau unit pembuatan keputusan lainnya) terlibat dalam aktifitas-aktifitas yang menuntun pada pilihan untuk mengambil atau menolak inovasi. Adopsi/pengambilan adalah keputusan untuk menggunakan penuh inovasi sebagai rangkaian terbaik tindakan. Penolakan adalah keputusan untuk tidak mengambil inovasi.
1.Penolakan aktif, yaitu mempertimbangkan pengambilan inovasi (termasuk percobaannya) kemudian memutuskan untuk tidak mengambilnya.
2.Penolakan pasif (juga disebut non-adopsi), yaitu benar-benar tidak pernah mempertimbangkan penggunaan inovasi. (Eveland, 1979)

Implementasi terjadi ketika individu (atau unit pembuatan keputusan lainnya) menggunakan inovasi. Hingga tahap implementasi, proses keputusan-inovasi adalah latihan mental. Tetapi implementasi melihatkan perubahan prilaku terbuka, ketika gagasan baru benar-benar dipraktekan. Masalah-masalah mengenai bagaimana secara pasti menggunakan inovasi mungkin muncul pada tahap implementasi. Implementasi biasanya mengikuti tahap keputusan secara langsung.

Masalah implementasi kemungkinan menjadi lebih serius ketika pengambil inovasi adalah suatu organisasi dan bukan individu. Dalam latar organisasi, sejumlah orang biasanya terlibat dalam proses keputusan-inovasi, dan para pelaksana seringkali adalah orang-orang yang berbeda dari pembuat keputusan.

Pada tahap konfirmasi, individu (atau unit pembuatan keputusan) mencari pemantapan untuk keputusan inovasi yang telah dibuat, tetapi dia dapat membalikan keputusan ini jika dihadapkan pada pesan-pesan yang bertentangan mengenai inovasi. Tahap konfirmasi berlanjut setelah keputusan untuk mengambil atau menolak selama periode waktu yang tidak pasti. Sepanjang tahap konfirmasi individu berusaha menghindari tahap disonansi atau menguranginya jika hal itu terjadi.

Perubahan prilaku manusia termotivasi sebagian oleh keadaan ketidakseimbangan internal atau disonansi, suatu keadaan pikiran tidak nyaman yang berusaha dikurangi atau ditiadakannya. Ketika seseorang merasakan disonansi, dia akan termotivasi untuk mengurangi kondisi ini dengan merubah pengetahuan, sikap atau tindakannya. Pada tahap konfirmasi dalam proses keputusan inovasi, agen perubahan memiliki peran khusus. Di masa lalu, agen-agen perubahan terutama tertarik dalam mencapai keputusan-keputusan adopsi, tetapi pada tahap konfirmasi, mereka memiliki tanggung jawab tambahan untuk memberikan pesan-pesan yang mendukung kepada orang-orang.

Pada tahap konfirmasi, individu (atau unit pembuatan keputusan) mencari pemantapan untuk keputusan inovasi yang telah dibuat, tetapi dia dapat membalikan keputusan ini jika dihadapkan pada pesan-pesan yang bertentangan mengenai inovasi. Tahap konfirmasi berlanjut setelah keputusan untuk mengambil atau menolak selama periode waktu yang tidak pasti. Sepanjang tahap konfirmasi individu berusaha menghindari tahap disonansi atau menguranginya jika hal itu terjadi.
Perubahan prilaku manusia termotivasi sebagian oleh keadaan ketidakseimbangan internal atau disonansi, suatu keadaan pikiran tidak nyaman yang berusaha dikurangi atau ditiadakannya. Ketika seseorang merasakan disonansi, dia akan termotivasi untuk mengurangi kondisi ini dengan merubah pengetahuan, sikap atau tindakannya. Pada tahap konfirmasi dalam proses keputusan inovasi, agen perubahan memiliki peran khusus. Di masa lalu, agen-agen perubahan terutama tertarik dalam mencapai keputusan-keputusan adopsi, tetapi pada tahap konfirmasi, mereka memiliki tanggung jawab tambahan untuk memberikan pesan-pesan yang mendukung kepada orang-orang.

Tugas ke-6

NO

Materi

Pembahasan

1.

Pengertian agen pembaharu

Agen pembaharu (change agent) adalah orang yang bertugas mempengaruhi klien agar mau menerima inovasi sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh pengusaha pembaharuan (change agency). Semua agen pembaharu bertugas membuat jalinan komunikasi antara pengusaha pembaharuan (sumber inovasi) dengan sistem klien (sasaran inovasi).

Tugas agen Pembaharu

http://adikasimbar.files.wordpress.com/2010/05/052510_1113_agenpembeha1.png?w=570

Arus kebutuhan dan umpan Arus inovasi cari pengusaha

balik dari klien ke pengusaha pembaharuan ke klien

pembaharuan

Bagan 1. Agen pembaharu sebagai penghubung antara pengusaha pembaharu dengan klien

(Rogers, 1983)

Tugas utama agen pembaharu adalah melancarkan jalannya arus inovasi dari pengusaha pembaharuan ke klien. Proses komunikasi ini akan efektif jika inovasi yang disampaikan kepada klien harus dipilih yang sesuai dengan kebutuhannya atau sesuai dengan masalah yang sedang dihadapinya. Agar jalinan komunikasi dalam proses difusi inovasi ini efektif, maka umpan balik dari sistem klien harus disampaikan kepada pengusaha pembaharuan melalui agen pembaharu. Dengan berdasarkan umpan balik ini pengusaha pembaharuan dapat mengatur kembali bagaimana sebaiknya agar komunikasi dapat lebih efektif.

Rogers, mengemukakan ada tujuh langkah kegiatan agen pembaharu dalam pelaksanaan

tugasnya inovasi pada system klien, sebagai berikut.

1. Membangkitkan kebutuhan untuk berubah. Pada tahap ini agen pembaharu menentukan kebutuhan klien dan juga membantu caranya menemukan masalah atau kebutuhan dengan cara konsultatif.

2. Memantapkan hubungan pertukaran informasi. Agen pembaharu dapat meningkatkan hubungan yang lebih baik kepada klien dengan cara menumbuhkan kepercayaan klien pada kemampuannya, saling mempercayai dan juga agen pembaharu harus menunjukan empati pada masalah dan kebutuhan klien.

3. Mendiagnosa masalah yang dihadapi. Untuk sampai pada kesimpulan diagnosa agen pembaharu harus meninjau situasi dengan penuh emphati. Agen pembaharu melihat masalah dengan kacamata klien, artinya kesimpulan diagnosa harus berdasarkan analisa situasi dan psikologi klien, bukan berdasarkan pandangan pribadi agen pembaharu.

4. Membangkitkan kemauan klien untuk berubah. Agen pembaharu bertugas untuk mencari cara memotivasi dan menarik perhatian agar klien timbul kemauannya untuk berubah atau membuka dirinya untuk menerima inovasi. Namun demikian cara yang digunakan harus tetap berorientasi pada klien, artinya berpusat pada kebutuhan klien jangan terlalu menoinjolkan inovasi.

5. Mewujudkan kemauan dalam perbuatan.

hal tindakan agen pembaharu yang paling tepat menggunakan pengaruh secara tidak langsung, yaitu dapat menggunakan pemuka masyarakat agar mengaktifkan kegiatan kelompok lain.

6. Menjaga kestabilan penerimaan inovasi dan mencegah tidak berkelanjutannya inovasi. Agen pembaharu harus menjaga kestabilan penerimaan inovasi dengan cara penguatan kepada klien yang telah menerapkan inovasi. Perubahan tingkah laku yang sudah sesuai dengan inovasi dijaga jangan sampai berubah kembali pada keadaan sebelum adanya inovasi.

7. Mengakhiri hubungan ketergantungan.

Agen pembaharu harus berusaha mengubah posisi klien dari ikatan percaya pada kemampuan agen pembaharu menjadi bebas dan percaya kepada kemampuan sendiri.

2.

Fungsi agen pembaharu

Penghubung antara pengusaha pembaharuan (change agency) dengan klien (client) dengan tujuan agar inovasi dapat diterima (diterapkan) oleh klien sesuai dengan keinginan pengusaha pembaharuan. Kunci keberhasilan diterimanya inovasi oleh klien terutama terletak pada komunikasi antara agen pembaharu dengan klien. Jika komunikasi lancar dan efektif, maka proses penerimaan inovasi akan lebih cepat dan maikn mendekati tercapainya tujuan yang diinginkan. Sebaliknya jika kominikasi terhambat, maka makin tipis harapan diterimanya inovasi. tugas utama yang harus dilakukan agen pembaharu adalah me-mantapkan hubungan atau relasi dengan klien. Kemantapan hubungan antara agen pembaharu dengan klien, akan melancarkan komunikasi.

4.

Sistem difusi Sentralisasi dan disentralisasi

Sistem difusi sentralisasi.

1. Wewenang pengambil keputusan dan kebijakan, berada pada administrator pemerintah pusat dan para ahli bidang ilmu (technical subject-matter expert).

2. Arah difusi dari pusat ke bawah (top-down), artinya dari para ahli ( penemu inovasi) disebarkan ke para sasaran penerima inovasi di daerah.

3. Sumber inovasi, dari organisasi formal “Penelitian dan Pengembangan” yang ditangani oleh para ahli.

4. Penetapan difusi inovasi dilakukan oleh tenaga administrator di pusat dan para ahli di bidang ilmu.

5. Pendekatan yang digunakan berorientasi pada inovasi, penentuan kebutuhan klien berdasarkan adanya inovasi, dengan teknik pelaksanaan didorong dari atas.

6. Tidak banyak terjadi re-inversi serta modifikasi untuk disesuaikan dengan kondisi setempat selama dalam proses difusi inovasi.

Sistem difusi desentralisasi :

1. Keptusan dan kebijakan diambil secara bersama oleh anggota-anggota system difusi. Klien dikontrol oleh pimpinan masyarakat setempat.

2. Arah difusi secara horizontal dari kelompok ke kelompok (peer diffusion).

3. Sumber inovasi dating dari percobaan bukan mesti orang ahli dari wilayah setempat, yang juga sering jadi pemakainya.

4. Penetapan difusi inovasi oleh kelompok masyarakat setempat (lokal) berdasarkan penilaian inovasi secara informal.

5. Menggunakan pendekatan yang berorientasi kepada pemecahan masalah , yang timbul dari apa yang diamati dan dirasakan oleh masyarakat setempat, teknik pelaksanaan ditarik dari bawah.

6. Banyak terjadi re-inversi dan penyesuaian dengan kondisi setempat selama dalam proses difusi antar anggota system social.

Contoh Penerapan

Peran Guru sebagai Agen Pembaharu Seiring dengan diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), guru tidak perlu lagi menjadi pengkhutbah yang terus berceramah dan berteori kepada siswa didik. Sudah bukan zamannya lagi anak diperlakukan bagai “keranjang sampah” yang hanya sekadar menjadi penampung ilmu. Peserta didik perlu diperlakukan secara utuh dan holistik sebagai manusia-manusia pembelajar yang akan menyerap pengalaman sebanyak-banyaknya melalui proses pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Oleh karena itu, kelas perlu didesain sebagai “masyarakat mini” yang mampu memberikan gambaran bagaimana sang murid berinteraksi dengan sesamanya. Dengan kata lain, kelas harus mampu menjadi “magnet” yang mampu menyedot minat dan perhatian siswa didik untuk terus belajar, bukan seperti penjara yang mengekang kebebasan mereka untuk berpikir, berbicara, berpendapat, mengambil inisiatif, atau berinteraksi.

Dalam hal ini guru memiliki peran yang amat vital dalam proses pembelajaran di kelas. Gurulah yang memiliki tugas dan tanggung jawab untuk menyusun rencana pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran, mengevaluasi, menganalisis hasil evaluasi, dan melakukan tindak lanjut. Dalam konteks demikian, gurulah yang akan menjadi aktor penentu keberhasilan siswa didik dalam mengadopsi dan menumbuhkembangkan nilai-nilai kehidupan hakiki.

Melalui kegiatan pembelajaran yang inovatif, atmosfer kelas tidak terpasung dalam suasana yang kaku dan monoton. Para siswa didik perlu lebih banyak diajak untuk berdiskusi, berinteraksi, dan berdialog sehingga mereka mampu mengkonstruksi konsep dan kaidah-kaidah keilmuan sendiri, bukan dengan cara diceramahi. Para siswa juga perlu dibiasakan untuk berbeda pendapat sehingga mereka menjadi sosok yang cerdas dan kritis. Tentu saja, secara demokratis, tanpa melupakan kaidah-kaidah keilmuan, sang guru perlu memberikan penguatan-penguatan sehingga tidak terjadi salah konsep yang akan berbenturan dengan nilai-nilai kebenaran itu sendiri.


Tugas Ke-7


No

Materi

Pembahasan

Sistem difusi Sentralisasi dan disentralisasi

Sistem difusi sentralisasi.

1. Wewenang pengambil keputusan dan kebijakan, berada pada administrator pemerintah pusat dan para ahli bidang ilmu (technical subject-matter expert).

2. Arah difusi dari pusat ke bawah (top-down), artinya dari para ahli ( penemu inovasi) disebarkan ke para sasaran penerima inovasi di daerah.

3. Sumber inovasi, dari organisasi formal “Penelitian dan Pengembangan” yang ditangani oleh para ahli.

4. Penetapan difusi inovasi dilakukan oleh tenaga administrator di pusat dan para ahli di bidang ilmu.

5. Pendekatan yang digunakan berorientasi pada inovasi, penentuan kebutuhan klien berdasarkan adanya inovasi, dengan teknik pelaksanaan didorong dari atas.

6. Tidak banyak terjadi re-inversi serta modifikasi untuk disesuaikan dengan kondisi setempat selama dalam proses difusi inovasi.

Sistem difusi desentralisasi :

1. Keptusan dan kebijakan diambil secara bersama oleh anggota-anggota system difusi. Klien dikontrol oleh pimpinan masyarakat setempat.

2. Arah difusi secara horizontal dari kelompok ke kelompok (peer diffusion).

3. Sumber inovasi dating dari percobaan bukan mesti orang ahli dari wilayah setempat, yang juga sering jadi pemakainya.

4. Penetapan difusi inovasi oleh kelompok masyarakat setempat (lokal) berdasarkan penilaian inovasi secara informal.

5. Menggunakan pendekatan yang berorientasi kepada pemecahan masalah , yang timbul dari apa yang diamati dan dirasakan oleh masyarakat setempat, teknik pelaksanaan ditarik dari bawah.

6. Banyak terjadi re-inversi dan penyesuaian dengan kondisi setempat selama dalam proses difusi antar anggota system social.

Tugas ke-8

No.

Materi

Pembahasan

1.

1. Hambatan Geogerafi

2. Hambatan Sejarah

3. Hambatan Ekonomi

4. Hambatan Prosedur

5. Hambatan Personal

6. Hambatan Sosial – Budaya

7. Hambatan Politik

8. Hambatan Psikologi

Hambatan nilai adalah hambatan yang disebabkan oleh perbedannya ideology dan kepercayan dari setiap individu atau kelompok masyrakat.

Hambatan kekuasaan ini terjadi karena adanya pembagian kekuasan baru dalam sesuatu sitem sosial masyrakat. Dan pengaruh yang dimaksud dalam konteks diatas adalah pengaruh positif, dalam arti inovasi yang disebakan itu dapat diterima dan sebaliknya adalah pengaruh yang bersifat negatif, dimana inovasi itu ditolak.

Hambatan pelaksanan (praktek) lahir apabila inovasi yang diterapkan kegagalan atau tidak diterima oleh masyrakat.

Hambatan psikologi adalah hambatan yang disebabkan oleh faktor – faktor yang ada dalam diri seseorang. Yang termasuk dalam hambatan atau rintangan ini antara lain adalah :

a. Penempatan pengangkat guru

b. Biaya dan fasilitas

c. Sistem komunikasi

d. Sistem koordinasi antara konsumen fan prosedur

e. Sikap Tradisonal ( cara berpikir primitive )

Hambatan personal mencakup hal – hal : kurang adanya pemberian penguatan ( hadiah). Bagi penerima dan pemakai inovasi, orang – orang yang memegang peranan yang penting dimasyarakat tidak terbuka untuk menerima dan melaksakan inovasi, sikap kaku dan pengetahuan yang sempit dari para personal yang sebenarnya memiliki peranan penting dalam proyek, serta terjadinya pertentangan pribadi.

Hambatan sosial budaya yang dianggap paling serius ialah adanya pertentangan ideology tentang perubahan ( inovasi ). Hal lain berkaitan dengan social budaya yang menghambat inovasi adalah kurangnya suasana adanya sling tukar pikiran secara terbuka, perbedaan nilai budaya ( cultural value ), serta kurang harmonisnya hubungan antara anggota team proyek inovasi.

Adapun yang termasuk hambatan politik adalh kurngnya hubungan yang baik dengan pimpinan politik, adanya pergantian pemerintah akan menyukarkan pembinaan secara kontinu pelaksanaan program yang sudah direncanakan, pendidikan yang menangani proyek inovasi tidak mengetahui realitas politik, adanya keberatan terhadap proyek inovasi dengan berdasarkan kepentingan golonagan, kurang adanya pengertian dan kurang adanya perhatian dari pamimpin politik.

Hambatan psikologi adalah hanbatan yang disebabkan oleh faktor – faktor yang ada didalam diri seseorang. Masalah pisikologi erat sekali hubunganya dengan jasmani, kalau rohani tidak setabil, maka akan dapat melahirkan tindakan – tindakan yang tidak stabil pula.

2.

1. Faktor Estimasi tidak tepat

terhadap inovasi

2. Faktor konflik dan motivasi

3.Faktor inivasi tidak langsung

4. Faktor masalah financial

5. Faktor penolakan dari kelompok

Penentu

6. Faktor kurang adanya hubungan

Social

Yaitu tidak tepat pertimbangan implementasi inovasi, kurang adanya hubungan antara anggota team pelaksanaan inovasi, kuaranganya adanya kesamaan pendapat tentang tujuan yang akan dicapai atau kurangan adanya kerja sama yang baik.

Disebabkan oleh pertentangan antara anggota team pelaksana, kurang motivasi untuk bekerja dan berbagai macam sikap pribadi yang dapat menggangu kelancaran proses inovasi

Adapun yang termasuk dalam factor tidak barkembang inovasi ialah lambatnya pengiriman material yang diperlukan, material tidak siap tepat waktu, perencanan dana biasnya tidak tepat walaupun sudah dipertimbangkan adanya inflansi ( underestimate )

Adapun item yang termasuk dalam factor ini adalah tidak memadainya bantuan financial dari daerah, dari luar daerah, kondisi daerah secara keseluruhan, proritas ekonomi secara nasional lebih banyak pada bidang lain dari pada pendidikan, ada penundaan dalam penyampaian dana, terjadinya financial.

Adapun item yang termasuk dalam faktor ini dalah kelompok elit yang memiliki wewenangan dalam masyrakat tradisional menentang inovasi atau perluasan suasana pandidikan, tardapat pertentangan antara ideology mengenai inivasi, proyek inovasi dilaksanakan sangat lambat, peraturan kolonoial menuggalkan sikap masyrakat yang penuh kecurigaan terhadap sesuatu yang asing, kaberatan terhadap inovasi karena sebab keuntungan kelompok.

Faktor yang terakhir dan juga paling lemah pengarurhnya terhadap hambatan inivasi adalah faktor yang teridri dari dua hal yaitu hubungan antar team dan hubungan dengan orang diluar team.


Tugas ke-9

No

Materi

Pembahasan

1.

Evaluasi

Disini pertama-tama dikemukakan prosedur evaluasi yang digunakan dalam satuan pelajaran, yang menjelaskan :

a). apakah digunakan test awal dan test akhir saja

b). jenis test apa yang digunakan (tertulis, lisan, atau perbuatan)

c). kegiatan evaluasi lain apa yang digunakan selama proses prapelajaran








Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kumpulan Tugas Difusi Inovasi Pendidikan Jurusan Teknologi Pendidikan"

Posting Komentar