big media n litle media
Pendahuluan
Konteks penggunaan media sebagai alat bantu komunikasi tidak selalu berkonotasi komunikasi modern dan canggih seperti media massa (Big Media). Mulai dari jaman pra-sejarah, manusia sudah memanfaatkan pasir atau dinding gua untuk menggambarkan suatu kepercayaan, asap dan bunyi tong- tong atau bedug untuk tanda kejadian atau peristiwa. Kemudian pada jaman raja-raja; mulai digunakan batu untuk prasasti, lukisan atau tulisan pada dinding candi, dan kayu atau daun lontar untuk menuliskan kepercayaan atau ajaran dari para empu. Dalam konteks membangun partipasi kelompok dan pemberdayaan, media kecil, seperti klasifikasi dari Schramm, media kecil menjadi lebih berdaya guna.
A. Mengapa Menggunakan Media Kecil?
Dari keanekaragaman jenis dan kemampuan media komunikasi, yang menjadi pokok perhatian utama dalam pemanfaatan media untuk komunikasi, adalah sejauh mana media yang bersangkutan medukung tujuan komunikasi? Secara umum, media komunikasi membantu dalam menambah minat, variasi, dan dampak, serta pesan yang disajikan cenderung lebih lama melekat dalam memori khalayak. Misalnya dikemukakan oleh Cothran dalam Curtis, dkk. (1996) bahwa, media visual meningkatkan pemahaman sampai 200% dalam pengajaran kelompok, meningkatkan daya ingat anggota pseserta belajar sekitar 14-38%, dan efisiensi waktu yang diperlukan sampai 40% untuk menjelaskan konsep tunggal dalam presentasi bisnis.
Beberapa hasil penelitian tentang kemampuan media yang dikumpulkan oleh Schramm (1984), memberikan bukti-bukti bahwa:
Kombinasi media audio visual memberikan hasil yang jauh lebih besar dalam mempengaruhi khalayak.
Penggunaan gambar hidup memberikan hasil 26% lebih tinggi dalam tes mengenai materi yang disajikan, khalayak yang belajar hanya lewat peta, model, gambar, dan karya wisata.
Presentasi dengan menggunakan kombinasi pengajaran berprog- ram, film bicara, tape slide, dan tape latihan (multi media), memberikan hasil belajar yang signifikan dari pada belajar lewat bantuan seorang guru.
Faktor-faktor yang mendukung keberhasilan komunikasi bermedia atau multimedia menurut Kemp (1963) adalah:
1. Meningkatkan pengertian atau pemahaman terhadap suatu topik
Pemanfaatan media visual akan mempermudah pengertian dan pemahaman serta menghemat penggunaan kata-kata verbal, karena khalayak sendiri yang akan menginterpre- tasikan makna gambar yang disajikan. Di samping itu, seperti dikemukakan oleh Anderson dalam Curtis, dkk. (1966) bahwa, “suatu kombinasi presentasi yang menggunakan kemampuan bicara dan penayangan gambar berdampak lebih besar terhadap topik yang kompleks pesan yang diucapkan sendiri.”
2. Meningkatkan daya tarik bagi khalayak
Alasan yang paling penting dalam penggunaan media presentasi adalah menarik perhatian khalayak. Faktor-faktor yang dapat menumbuhkan perhatian khalayak dari media komunikasi adalah; tingkat kecanggihan media, kualitas yang disajikan, warna yang digunakan, bentuk unik dari suatu obyek yang dihadirkan, realitas obyek yang ditampilkan, penggunaan bunyi atau suara (sound effect), dan kombinasi bentuk dan ukuran objek yang ditampilkan.
3. Mengajarkan keahlian lebih efektif
Rangkaian atau proses untuk mengajarkan keterampilan lebih mudah dijelaskan apabila menggunakan media daripada sekedar kata-kata. Seperti, gambar berseri pada kemasan barang elektronik yang menerangkan langkah-langkah perakitan, kemasan bergambar pada obat-obatan yang menerangkan cara dan dosis yang harus digunakan, dan kotak bergambar yang menerangkan cara mengoperasikan mainan anak-anak. Gambar-gambar dengan putaran arah jarum jam pada kemasan tersebut, akan memudahkan para pembeli atau pengguna.
4. Merangsang khalayak untuk bertindak
Visualisasi motto, jargon, dan yel-yel yang mengajak orang untuk berprilaku, akan lebih merangsang orang yang melihat dan mendengarnya. Bahkan kecenderungan untuk menirukan atau mengikuti cenderung lebih besar terjadi. Misalnya yel-yel, Hidup Bintang! dengan menggambarkan acungan satu jari, kemudian Hidup Golkar! dengan menggambarkan acungan dua jari, dan Hidup Banteng! dengan tiga jarinya, akan mendorong orang untuk mengikuti dan menirunya.
5. Menumbuhkan sikap yang diinginkan terhadap materi yang dibicarakan
Sikap positif lebih mudah terjadi dengan dukungan penggunaan media, misalnya dalam pelayanan iklan komersial para perancang komunikasi cenderung memilih media massa tertentu untuk menjual produknya kepada masyarakat. Melalui pemanfaatan siaran televisi, pemilik produk dapat mempromosikan produknya dengan keunggulan televisi media yang lain. Televisi lebih mampu memvisualisasikan gagasan para perancang iklan dalam membentuk citra produk yang ditawarkan, dan mengajak khalayak untuk menggunakan produk tersebut.
6. Memperpanjang waktu penyimpanan informasi
Anderson dalam Curtis dkk. (1966), menyatakan bahwa para penyimak akan mengingat isi presentasi lebih lama bila presentasi tersbut menggunakan gambar. Faktor yang mendukung dalam mengingat sebuah informasi adalah, penyajian informasi dengan dukungan visual dan auditory, sebab hal itu akan menyempurnakan kata-kata yang disampaikan.
7. Memberikan perolehan pengalaman yang tidak mudah melalui berbagai cara
Gagasan yang kompleks akan lebih sulit diterima atau disimak. Hal ini berkaitan dengan tingkat abstraksi gagasan. Tetapi apabila dijelaskan dengan visualisasi, maka tingkat abstraksi tersebut dapat diturunkan atau direndahkan sehingga mendekati realitas yang sebenarnya.
Penutup
Melihat pada pendapat Kemp dengan berbagai riset yang telah dilakukan, sudah selayaknya para ahli pemberdayaan, NGO, dan ataupu kaum politisi yang sekarang sedang gencar membangun image untuk pengumpulan suara bagi calon legislatif, berusaha memanfaatkan media kecil untuk kampanye mereka. Di mana selama ini, hal ini kurang terpikirkan dan lebih suka orasi retoris yang cenderung lebih membangun suasana emosional, tidak kritis, dan loyalitas temporer.
http://atwarbajari.wordpress.com/2008/10/24/the-little-media-keunggulan-media-kecil-untuk-mendorong-sikap-kelompok/
Konteks penggunaan media sebagai alat bantu komunikasi tidak selalu berkonotasi komunikasi modern dan canggih seperti media massa (Big Media). Mulai dari jaman pra-sejarah, manusia sudah memanfaatkan pasir atau dinding gua untuk menggambarkan suatu kepercayaan, asap dan bunyi tong- tong atau bedug untuk tanda kejadian atau peristiwa. Kemudian pada jaman raja-raja; mulai digunakan batu untuk prasasti, lukisan atau tulisan pada dinding candi, dan kayu atau daun lontar untuk menuliskan kepercayaan atau ajaran dari para empu. Dalam konteks membangun partipasi kelompok dan pemberdayaan, media kecil, seperti klasifikasi dari Schramm, media kecil menjadi lebih berdaya guna.
A. Mengapa Menggunakan Media Kecil?
Dari keanekaragaman jenis dan kemampuan media komunikasi, yang menjadi pokok perhatian utama dalam pemanfaatan media untuk komunikasi, adalah sejauh mana media yang bersangkutan medukung tujuan komunikasi? Secara umum, media komunikasi membantu dalam menambah minat, variasi, dan dampak, serta pesan yang disajikan cenderung lebih lama melekat dalam memori khalayak. Misalnya dikemukakan oleh Cothran dalam Curtis, dkk. (1996) bahwa, media visual meningkatkan pemahaman sampai 200% dalam pengajaran kelompok, meningkatkan daya ingat anggota pseserta belajar sekitar 14-38%, dan efisiensi waktu yang diperlukan sampai 40% untuk menjelaskan konsep tunggal dalam presentasi bisnis.
Beberapa hasil penelitian tentang kemampuan media yang dikumpulkan oleh Schramm (1984), memberikan bukti-bukti bahwa:
Kombinasi media audio visual memberikan hasil yang jauh lebih besar dalam mempengaruhi khalayak.
Penggunaan gambar hidup memberikan hasil 26% lebih tinggi dalam tes mengenai materi yang disajikan, khalayak yang belajar hanya lewat peta, model, gambar, dan karya wisata.
Presentasi dengan menggunakan kombinasi pengajaran berprog- ram, film bicara, tape slide, dan tape latihan (multi media), memberikan hasil belajar yang signifikan dari pada belajar lewat bantuan seorang guru.
Faktor-faktor yang mendukung keberhasilan komunikasi bermedia atau multimedia menurut Kemp (1963) adalah:
1. Meningkatkan pengertian atau pemahaman terhadap suatu topik
Pemanfaatan media visual akan mempermudah pengertian dan pemahaman serta menghemat penggunaan kata-kata verbal, karena khalayak sendiri yang akan menginterpre- tasikan makna gambar yang disajikan. Di samping itu, seperti dikemukakan oleh Anderson dalam Curtis, dkk. (1966) bahwa, “suatu kombinasi presentasi yang menggunakan kemampuan bicara dan penayangan gambar berdampak lebih besar terhadap topik yang kompleks pesan yang diucapkan sendiri.”
2. Meningkatkan daya tarik bagi khalayak
Alasan yang paling penting dalam penggunaan media presentasi adalah menarik perhatian khalayak. Faktor-faktor yang dapat menumbuhkan perhatian khalayak dari media komunikasi adalah; tingkat kecanggihan media, kualitas yang disajikan, warna yang digunakan, bentuk unik dari suatu obyek yang dihadirkan, realitas obyek yang ditampilkan, penggunaan bunyi atau suara (sound effect), dan kombinasi bentuk dan ukuran objek yang ditampilkan.
3. Mengajarkan keahlian lebih efektif
Rangkaian atau proses untuk mengajarkan keterampilan lebih mudah dijelaskan apabila menggunakan media daripada sekedar kata-kata. Seperti, gambar berseri pada kemasan barang elektronik yang menerangkan langkah-langkah perakitan, kemasan bergambar pada obat-obatan yang menerangkan cara dan dosis yang harus digunakan, dan kotak bergambar yang menerangkan cara mengoperasikan mainan anak-anak. Gambar-gambar dengan putaran arah jarum jam pada kemasan tersebut, akan memudahkan para pembeli atau pengguna.
4. Merangsang khalayak untuk bertindak
Visualisasi motto, jargon, dan yel-yel yang mengajak orang untuk berprilaku, akan lebih merangsang orang yang melihat dan mendengarnya. Bahkan kecenderungan untuk menirukan atau mengikuti cenderung lebih besar terjadi. Misalnya yel-yel, Hidup Bintang! dengan menggambarkan acungan satu jari, kemudian Hidup Golkar! dengan menggambarkan acungan dua jari, dan Hidup Banteng! dengan tiga jarinya, akan mendorong orang untuk mengikuti dan menirunya.
5. Menumbuhkan sikap yang diinginkan terhadap materi yang dibicarakan
Sikap positif lebih mudah terjadi dengan dukungan penggunaan media, misalnya dalam pelayanan iklan komersial para perancang komunikasi cenderung memilih media massa tertentu untuk menjual produknya kepada masyarakat. Melalui pemanfaatan siaran televisi, pemilik produk dapat mempromosikan produknya dengan keunggulan televisi media yang lain. Televisi lebih mampu memvisualisasikan gagasan para perancang iklan dalam membentuk citra produk yang ditawarkan, dan mengajak khalayak untuk menggunakan produk tersebut.
6. Memperpanjang waktu penyimpanan informasi
Anderson dalam Curtis dkk. (1966), menyatakan bahwa para penyimak akan mengingat isi presentasi lebih lama bila presentasi tersbut menggunakan gambar. Faktor yang mendukung dalam mengingat sebuah informasi adalah, penyajian informasi dengan dukungan visual dan auditory, sebab hal itu akan menyempurnakan kata-kata yang disampaikan.
7. Memberikan perolehan pengalaman yang tidak mudah melalui berbagai cara
Gagasan yang kompleks akan lebih sulit diterima atau disimak. Hal ini berkaitan dengan tingkat abstraksi gagasan. Tetapi apabila dijelaskan dengan visualisasi, maka tingkat abstraksi tersebut dapat diturunkan atau direndahkan sehingga mendekati realitas yang sebenarnya.
Penutup
Melihat pada pendapat Kemp dengan berbagai riset yang telah dilakukan, sudah selayaknya para ahli pemberdayaan, NGO, dan ataupu kaum politisi yang sekarang sedang gencar membangun image untuk pengumpulan suara bagi calon legislatif, berusaha memanfaatkan media kecil untuk kampanye mereka. Di mana selama ini, hal ini kurang terpikirkan dan lebih suka orasi retoris yang cenderung lebih membangun suasana emosional, tidak kritis, dan loyalitas temporer.
http://atwarbajari.wordpress.com/2008/10/24/the-little-media-keunggulan-media-kecil-untuk-mendorong-sikap-kelompok/
0 Response to "big media n litle media"
Posting Komentar